Ihiiiy!

Jumat, 27 Juni 2008

13 komentar
Kesaaal! sedang enak-enaknya siaran menggantikan teman saya, tiba-tiba ada petir sambar menyambar di siang hari yang terik, sehingga pemancar pun harus dimatikan. Padahal ini kan moment reuni saya dengan program ini yang dulu saya bawakan setiap hari, sebelum saya dipindah ke program jam 6 pagi. AAAARGH! Akhirnya saya pun googling saja lah mencari-cari blog yang isinya bagus-bagus dan siapa tau bisa bikin ngakak-ngakak di tengah kemanyunan ini. Oya! oya! tadi saya dan teman saya ami main tebak-tebakan dangdut. Satu clue dan satu musisi hahahaha. Oh ternyata, perbendaharaan kedangdutan saya cukup mumpuni, itu kata ami. Mulai dari apakah kata Kelabu atau Kelambu yang ada dalam lirik lagu Meggy Z-Benang Biru, lalu Lilis "bibir semuka-muka" Karlina, kemudian si Thomasembakocinta Djorghi, lalu ke Ashraf yang ternyata melebar pada nostalgia pergosipan, dimana ami ingin tahu siapa ashraf.

"Ashraf itu tunangannya Bcl kaaan?"

"Bukan mi, dia bukan tunangannya BCL. Dia itu penyanyi lagu Sharmila yang juga dijadiin OST Sinetron berjudul sama. Nah si ashraf ini nikah sama anak sulungnya A Rafiq ming"

"oooo, iyaa! gw inget sekarang!"

Ya, ternyata pengetahuan kedangdutan saya memang mumpuni. Dan pembicaraan pun berlanjut pada pertanyaan dari ami yang jawabannya adalah CM, si penyanyi yang rambutnya selalu disasak itu. Jawabannya tentulah Camelia Malik yang selalu suka pake baju yang ada ibrig-ibrignya biar kalo goyang pinggul terlihat lebih sekseh. Ami pun kembali bertanya, "Siapa penyanyi lagu yang liriknya Bawalah diriku oh sayaang, kuingin selalu bersamamuu", tapi nyanyinya harus pake gaya tuh. Siapa cobaa? ya tentulah karena saya orang yang punya pengetahuan kedangdutan yang mumpuni maka saya pun dengan tepat menjawab Cici Paramida yang dengan sukses mempopulerkan gaya Ngelepek Manuk dalam lagu Wulan Merindu. Amingwatiii! tengkyu ya darling sudah menjadi partner tertawa bersama! Besok kita main bola lagi ya!

"Kakak..foto"

Kamis, 26 Juni 2008

2 komentar


Saya mengalungkan kamera kemudian berjalan pelan ke taman ganesha, bersama teman saya susan, untuk menonton penampilan Anak-Anak Jendela Ide Percussion dalam International Youth Forum 2008. Gelap sekali disana, dan saat kami tiba di bagian atas Taman Ganesha, seorang anak tiba-tiba menyapa saya (ih ni anak kok tiba-tiba muncul ya hehehe). Katanya, "Kakak..foto" sambil menunjuk kamera saya. Saya pun berlutut, dan tanpa saya berikan, ia langsung memegang kamera saya. Hihi lucu sekali anak ini, pikir saya. Saya heran, kok bisa ya dia langsung akrab dengan saya, dan dengan cueknya bilang "kakak..foto". Dan yang lebih menariknya lagi, anak itu bukan ingin saya foto, tapi ingin memotret.

"Nah, mata kamu ditaro didepan kotak ini nih, terus jari telunjuk disini, jempolnya disini", itulah kata saya sewaktu mengajarinya memotret. Jari-jarinya yang amat sangat kecil, tampak kesulitan menekan tombol shutter, karena ia pun harus sekalian memegangi body kamera, dan body kamera saya terlalu besar untuk tangan kecilnya. Ia pun ketagihan memotre
t, sambil terus bertanya ini itu. Dek, kalopun kakak ingin berbuat jahat sama kamu ketika itu, sepertinya kakak akan mengurungkan niat kakak dan akan bertobat, pengen selamanya jadi orang baik. Ya, wajahnya yang lugu dan lucu itu bisa membuat orang yang berniat jahat jadi ingin baik.

Nah, setelah ia memegang kamera saya (itupun harus dibantu), ia mulai mengarahkan lensa ke sekitarnya dan JEPRET! hihihi, jadilah sebuah foto dengan objek saung. Tidak cukup disitu, ia pun mengarahkan lensa ke panggung yang tam
pak kecil dari kejauhan dan JEPRET! katanya "Kok gak ada gambarnya kak?" hihih, saking jauhnya dari panggung, yang tertangkap cuma gelap saja. Anak kecil itu jadi makin girang jepret sana jepret sini. Kemudian mamanya lah yang jadi giliran sebagai objek, dan dibawah inilah hasilnya


Ah sayang, saya lupa menanyakan nama anak itu, saking terpukaunya saya. Ah seandainya mungkin, saya minta pada Tuhan untuk menjadikan anak itu tetap menjadi anak-anak.

Ibu Penjual Yoghurt Y

Rabu, 25 Juni 2008

9 komentar

Saya sudah lupa, kapan terakhir saya benar-benar merasa terharu. Dan siang tadi, saya diingatkan kembali pada perasaan itu. Uang 5500 ternyata bisa sangat berarti bagi seseorang. Waktu rabu minggu lalu, lewatlah seorang ibu penjual yoghurt "Y" didepan kantor saya, dan kebetulan saya sedang duduk-duduk didepan kantor. Saat itu tengah hari yang amat sangat terik, dan terlihat jelas raut kelelahan pada wajah ibu itu. Karena saya memang sedang ingin minum Yoghurt Y itu, maka saya panggil ibu tersebut, dan saya memberikan segelas air padanya. Tidak saya duga, ibu itu memberi respon yang benar-benar menyentuh saya. Respon paling tulus yang pernah saya lihat. Padahal belum pula saya membeli jualannya. Ibu itu mengucapkan syukur didepan saya dan teman-teman. Kemudian tadi siang, ibu itu datang kembali dan menawari saya youghurt Y. Seperti juga minggu lalu, saya memberikan segelas air pada ibu itu. Tentulah ia haus dan lelah berjalan jauh di tengah hari. Ia mengucapkan terimakasih berulang kali. Padahal bagi saya, segelas air tentunya menjadi sangat biasa karena ada bergalon-galon air di kantor saya. Kemudian saya pun membeli jualannya. Kali ini ia mengucapkan lebih banyak kata syukur dan terimakasih. Ia pun mendoakan saya. Bahkan beberapa doa. Mata saya berkaca-kaca karena saya merasakan ketulusan itu. Mata sang ibu menyentuh saya. Caranya bicara dan bergerak benar-benar membuat saya terharu. Kami pun terlibat obrolan singkat, tentang ia. Hanya tentang ia, karena tentang saya menjadi sangat sangat tidak penting jika yang ingin saya tahu hanya tentang ia.

Bu, tahukah ibu ? sesungguhnya uang itu tidak membantu ibu melainkan membantu saya. Uang itu, melalui ibu, telah membantu saya mendapatkan perasaan yang amat sangat tidak dapat dijelaskan, karena pastilah akan jadi sangat dangkal jika saya deskripsikan dengan kata. Pun jika saya deskripsikan dengan gambar. Rupanya hal-hal yang menyangkut ranah spiritualitas memang hanya bisa dirasakan. Saya merasa diperkaya oleh ibu. Maka itu saya sangat bersyukur masih diberikan kesempatan merasakan perasaan itu, yang membuat saya belum berhenti menangis haru bahkan ketika saya menekan tombol titik. Semoga "kekayaan" ini membuat saya jadi lebih baik.

Minggu, 15 Juni 2008

2 komentar
I
JUST
WANT
MY
LIFE
BACK

Itu penting buatku..

Jumat, 13 Juni 2008

4 komentar


Buatmu tidak penting berbagi keluh kesah dengan seseorang

Buatku itu adalah kebutuhan

Buatmu bicara di telepon itu pemborosan, padahal biayanya tidak lebih mahal dari tarif psikolog per jam
Aku tidak mempertanyakan ketertutupanmu

Maka jangan pertanyakan keterbukaanku
Aku tidak selalu bisa membagi segalanya denganmu

Kadangkala aku butuh orang lain untuk mengisi ruang itu

Ruang yang bukan jatahmu untuk mengisinya
Dan tolong..biarkan aku dengan kebutuhanku, karena aku tau kapan saat berhenti

Hey you homophobers! don't read this review because you're just wasting time

9 komentar


Saya suka banget film ini! Saya belum pernah membaca review Shelter dimanapun, tapi saya tertarik dengan logo-logo padi di covernya yang menyatakan film ini telah meraih berbagai penghargaan. Dan ternyata sodara-sodara..film ini emang layak dapet award (good award of course!). Delapan award yang diraih diantaranya Vanqouver Queer film & Video Festival dan Tampa International Gay and Lesbian Film Festival, membuktikan kualitas Shelter. Film produksi tahun 2007 dan disutradarai oleh Jonah Markowitz ini berkisah tentang kebimbangan, pilihan dan tentunya percintaan. Dua orang lelaki yang dipertemukan kala bimbang.


Zach (Trevor Wright), seorang seniman muda yang masih bingung dengan tujuan hidupnya, berada di tengah lingkungan yang tidak memberikannya kebahagiaan. Hanya satu yang membuatnya bertahan disana, Cody, keponakannya yang masih anak-anak. Suatu hari ia bertemu dengan Shaun (Brad Rowe), kakak sahabatnya. Shaun adalah seorang lelaki mapan, tampan, baik hati dan gay. Kesukaan yang sama membuat mereka berteman dekat. Mereka sering surfing berdua, tentu karena film ini bersetting kota pesisir dan pantai indah tempat para pemerannya banyak menghabiskan waktu berdua. Saya suka adegan ketika mereka menyelam and then standing in their surf board. Oh look at their body! wuhuuuu!!! i know they're not gonna like me as a lover or sex partner, but i like them! oh those two hunkalicious! (inilah kesempatan saya untuk mengeksploitasi laki-laki secara visual heuehueh).


Look at those smile? and look at our smile on the mirror when we fall in love. Just like them isn't? :) not just the smile but the sparkle in their eyes and the blushing cheek, oh love...

Anywaaay, zach dan shaun pun makin dekat. Suatu malam dibawah sinar bulan purnamaaa (duuuuduu ah saya jadi ingat melodi sebuah lagu jaman dulu angkatannya Rahmat Kartolo haha!), zach dan shaun berdua saja dirumah shaun, tiduran di teras sambil saling bercerita. Perlahan-lahan, Shaun mencium Zach dan ternyata zach tidak menolak. Tidak terjadi apa-apa setelah ituu jadi jangan berpikir ngeres dulu ah. Pokoknya mereka berdua tertidur disitu sampai pagi. Sejak kejadian itu, zach mulai bingung dengan orientasi seksualnya. saat itu Zach memiliki kekasih bernama Tori (Katie Walder), namun hubungan mereka sedang kurang baik. Berulang kali zach terlihat bimbang, belum lagi karena sang kakak sudah mulai mengetahui kedekatan ia dengan Shaun, dan kakaknya tau bahwa Shaun adalah gay. Zach merasakan sesuatu pada Shaun tapi sisi lain dari dirinya mengatakan itu salah. Tapi yaaa cinta memang kurang ajar. Nyelonong begitu saja, sulit diusir pula. Seperti jalangkung yang datang tak diundang-pulang tak diantar. Betapapun zach menolak perasaannya, menghindari Shaun, dan berusaha memperbaiki hubungannya dengan Tori, toh akhirnya cinta berhasil menguasainya.


Pada suatu malam, Zach datang kerumah Shaun dan....wuhuuuu! there goes a romantic love making scene. O this is one of my favourite scene, because it's so real. Beberapa sub adegan dalam scene favorit saya ini dibuat dalam gerak lambat tapi artistik, benar-benar tidak porno! dan tatapan mereka itu loo. Saya mesem-mesem malu-malu melihat tatapan dan senyum mereka because it's so sweet and sooo in love! (jadi inget waktu muda). Apalagi ketika Zach bangun di pagi hari dengan Shaun disebelahnya, and gave him a sunshine smile :) oh love. Setelah malam itu, zach yakin dia benar-benar mencintai Shaun. Apalagi Shaun juga menyayangi cody, jadi lengkaplah kualitas Shaun bagi zach. Kebingungan kembali menyambangi zach ketika ia menerima beasiswa sekolah seni. Antara mengambil peluang yang sudah lama ia idam-idamkan atau diam di kota itu bersama cody yang akan ditinggalkan oleh ibunya. Lalu bagaimana dengan Shaun? ada deeeh heuehueheu

Directed by Jonah Markowitz
Produced by JD Disalvatore
Written by Jonah Markowitz
Starring :
Brad Rowe
Trevor Wright
Tina Holmes
Ross Thomas

Balad of the Angels

Kamis, 12 Juni 2008

0 komentar
I watched city of angels couple of days ago. Yeaaah i know It's kind of too late but anyway... i love this film! It's like eating a cheeze cake with a little rhum inside with rapsberry topping and it melt on your mouth slow and easy, and the taste has filled all the corner of your mouth and left nothing but the yummy face on you, but suddenly your little brat brother came in and hit your cake till it's falling apart on the floor. Damn!.

City of angels is a sweet film but stingingly painful. Even the story are fantasy but it's a fairytale i could believe in. Seth and Meg is just a two person who are in love, despite they're came from different species. Meg Ryan is as Dr. Maggie Rice, a heartfelt doctor who has lost her patient and kept blaming her self for his death. Seth, a messenger, felt curious about meg, but then he's in love with her, a love that makes him willing to sacrifice his eternity. Fall from the sacrosanct world to the sinfull dimension. I love every scene on this film. From the way seth met with meg and how he's in love with her. It's beautiful. I love when seth ask her the taste of pear, and he look at meg with curious eyes and a face of anadorned child. Oh i love Nicholas cage sooo much! He's the perfect figure for seth. Tall, big, charming and there's a big thing on his eyes. And Meg Ryan...who's not in love with her? With perfect smile, cute curly hair and a stunning acting, she's a total sweet babeactrees. As her character on previous film like You've got mail, Kate & Leopold, and When Harry Met Sally, Meg has the power to make the ordinary became superb.


I remember one scene when Seth and Meg sit on the riverside and he said "I always asked the dying what they liked best about living. Wrote it down in my book. This is it. This is what I like best.". Huaaaaa! What i called stingingly painfull is not too long after this heartbreaking scene, meg hitting a truck. Oh one more thing! Don't you think it's creepy to see all those angels gathered on a beach to listen to god music?

Kemana kau dimana?

Selasa, 10 Juni 2008

2 komentar
Kemanakah semua kreatifitas ituuu?
Aarrrrgh kebetean memang mengebiri banyak hal. Kenapa ya beberapa hari ini saya sulit sekali menghasilkan storyboard yang efektif? semua saya kerjakan dengan moody. Kadang tiba-tiba manyun, kadang sedih, kadang kesal, argh! sulit sekali untuk menjadi lucu disaat-saat seperti ini. Buku-buku tebakan garing pun tak ada gunanya. Menonton berbagai film pun tak juga mengembalikan rasa nyaman saya yang membuat saya bisa kreatif. Tadi malam ngobrol dengan teman saya ami tentang fluktuasi mood kami yang ternyata sama looo heuhueheuhe. Suka tiba-tiba merasa gak jelas, kehilangan kepercayaan diri, merasa diri terpuruk, merasa gak berharga, ingin sendirian saja tapi kemudian meratapi kesendirian (nah untuk yang satu ini saya gak tau apakah ami juga suka merasa begitu). POkoknya ble'e banget lah. Kalo sudah begini, biasanya ingin dimaklumi padahal jelas-jelas saya salah. Pengen ditinggal sendirian, tapi setelah sendirian saya jadi menyalahkan orang lain atas ketidaksabaran mereka menghadapi saya. Plis deh pop, dirimu sendiri juga gak akan tahan menghadapi kamu yang kayak gituu

Atonement

1 komentar


One mistake leads to a bunch of misery.....

Apa yang ada dalam kepala penulis berusia 13 tahun, patah hati dan gegabah, ketika ia melihat sepupunya diperkosa? Hmmm...i think we can see that in briony.

Bersetting tahun 1930-an, pada masa Perang Dunia II, ketika perang memberikan teror luar biasa bagi semua orang. Sebuah rumah mewah milik keluarga Tallis dari Inggris menjadi saksi tempat semuanya berawal. Briony Tallis (Saoirse Ronan), anak perempuan 13 tahun, jatuh cinta pada Robbie Turner (James McAvoy), yang ternyata sudah lebih dulu mencintai kakak Briony, Cecilia Tallis (Keira Nightley). Suatu ketika Briony melihat Robbie bermesraan dengan cecilia di perpustakaan,dan ia mengira Robbie telah memperkosa Cecilia. Tidak lama setelah itu, briony melihat sepupunya diperkosa oleh seseorang, dan ketika semua orang berusaha mencari tahu pelakunya, briony dengan lantangnya mengatakan bahwa Robbie lah pelakunya, padahal ia tahu benar siapa pelakunya. Robbie pun masuk penjara. Tapi kemudian ia diberikan pilihan, ingin tetap di penjara atau ikut berperang. Robbie pun memilih berperang.

Berlalu empat tahun, Cecilia yang masih mencintai robbie, tidak lagi tinggal dirumah mewah milik keluarga Tallis, karena cecilia menjadi suster disebuah rumah sakit. Pilihan sama pun ditempuh oleh Briony sebagai upaya penebusan kesalahan pada Robbie dan Cecilia. Kekelaman perang dan harapan pada cinta mewarnai film yang dalam berbagai scenenya terlihat noir ini. Cerita dari awal sampai pertengahan Atonement mengalir biasa saja, tapi kemudian kesan akhir dari film ini menjadi tidak biasa justru ketika saya dikelabui oleh imajinasi briony yang mengendalikan cerita sebenarnya. Apakah "Atonement" Briony membuatnya bisa menjadi manusia yang tidak dirundung penyesalan? Siap-siap saja terkecoh oleh akhir dari film ini :)


Sutradara : Joe Wright
Skenario : Ian McEwan & Christopher Hampton
Para pemain :
1. Keira Knightley
2. James McAvoy
3. Saoirse Ronan
4. Romola Garai
5. Brenda Blethyn



Dan in Real Life

1 komentar

Dan in real life adalah film yang pastinya tidak akan dilewatkan oleh para penyuka film keluarga. Film produksi tahun 2007 ini, dibintangi oleh Steve Carrel yang sebelumnya pernah berakting dalam LIttle Miss Sunshine, Evan Almighty, 40 years old virgin dan Horton Hears a Who. Kini Steve berperan sebagai Dan Burns, seorang kolumnis rubrik konsultasi cinta dan keluarga, orangtua tunggal dari tiga anak perempuan yang dua diantaranya ABG dengan segala lika-likunya dan manusia kesepian bahkan ketika berada di tengah banyak orang. Dalam sebuah liburan keluarga, Dan bertemu dengan Marie (Juliette Binoche) di sebuah toko buku, and the crush happen within a second. Siapa sangka, Marie, perempuan cantik memesona, pintar, jenaka, keibuan, dan Dan amat sukai ternyata adalah kekasih adiknya, Mitch (Dane Cook). Oya, yang paling saya sukai dari film ini ya soundtracknya doong dari Sondre Lerche, apalagi lagu Let my Love open The Door "Love can cure your problem. You're so lucky I'm around. Let my love open the door. Let my love open the door to your heart. duuu...duuu". Ah lagu ini emang....


Siapa yang bisa merintangi cinta ketika Ia datang. Dengan kurang ajarnya ia hinggap, tanpa peduli siapa yang dia hinggapi dan apakah ia hinggap dalam waktu yang tepat. Begitupun dengan Dan dan Marie yang saling mencintai tapi harus menyembunyikan perasaan mereka, karena Mitch mengatakan pada Dan bahwa ia sungguh-sungguh mencintai Marie. Sementara Marie berulang kali mencoba dekat pada Dan di tengah acara keluarga, Dan, ditinggalkan kebingungan karena berada diantara peluang mendapatkan cintanya dan tak ingin menyakiti adiknya. Scene yang sangat saya sukai adalah ketika Dan sedang berdua dengan Marie di kamar mandi, dan dengan tiba-tiba, anak sulung Dan masuk untuk curhat pada Marie, sehingga Dan harus bersembunyi di balik tirai. Marie yang gugup, bilang pada anak sulung Dan bahwa ia akan mandi dan masuklah Marie dengan telanjang ke balik tirai hahahahaha! bisa dibayangkan betapa kikuknya Dan dan Marie saat itu heuehueheu. Oya, satu lagi scene yang saya sukai, ketika Dan dan Marie diam-diam bertemu setelah Marie memutuskan Mitch, dan bermainlah bowling mereka berdua. Sasana bowling yang gelap-gelap romantis dan keakraban mereka membuat mereka akhirnya berciuman, tapi tiba-tiba....seluruh anggota keluarga Burns masuk dan tertangkap basahlah mereka berdua. Mitch pun langsung memukul Dan, sedangkan Marie pergi meninggalkan mereka semua.


Film ini dengan sangat ringannya menampilkan cinta dalam berbagai spektrum. Dan yang harus menahan rasa cintanya pada Marie, Cara (anak kedua Dan) yang katanya merasakan cinta sejati pada kekasihnya yang anak muda tanggung dan ditolak habis-habisan oleh Dan, Lily (anak ketiga Dan) yang berulang kali diabaikan ayahnya karena ayahnya itu sedang gamang dan Marie yang berada diantara cinta kakak beradik. Seperti juga film keluarga lainnya, yang solusinya ada pada keluarga itu sendiri, begitupun film ini. Dimana ketiga anak Dan kemudian menjadi bagian dari solusi masalah cinta ayah mereka, sehingga Dan tidak lagi bimbang harus memilih apa. Love win's everything darling!

Grace is Gone

0 komentar
Bagaimana rasanya menjadi istri seorang prajurit? saya tidak akan pernah tahu rasanya sebelum benar-benar menjadi. Tapi sedikit banyak bisa menebak-nebak, apa yang dirasakan seseorang ketika pasangannya pergi ke medan perang, dan entah pulang bernyawa atau didalam peti. Sepertinya, ketukan pintu dari dua orang utusan kesatuan menjadi hal yang sangat menakutkan. Begitulah adegan salah satu scene awal film Grace is gone. Adalah Stanley Philips (John Cusack), seorang suami dari prajurit yang gugur dalam Perang Irak, membuat ia harus menjadi orangtua tunggal bagi dua putrinya, Heidi (Shelan O’Keefe) dan Dawn (Gracie Bednarczyk). Menerima kabar sang istri gugur dalam perang sudah merupakan pukulan berat, dan semakin berat manakala ia harus memberitahukan kabar ini pada kedua putrinya.

Dari sinilah Stanley memutuskan menunda menyampaikan kabar tersebut, dan malah membawa kedua putrinya ke Enchanted Garden. Perjalanan panjang mendadak pun ditempuh oleh ketiganya. Dalam film ini kita akan melihat sosok berbeda dari John Cusack yang hampir selalu digambarkan sebagai seorang yang cerdas, rumit, dan berkarakter kuat. Namun dalam Grace is gone, ia menjadi seorang ayah yang rapuh, bingung, stres dan penuh kecemasan. Yang menjadi kekuatannya hanyalah kedua putrinya, heidi dan dawn yang berhasil menjadi tokoh centre yang saling melengkapi. Heidi si sulung yang penurut dan sangat tenang serta dawn, si bungsu yang sangat jahil, cerewet dan periang menjadi topping indah di atas kue. Dalam perjalanan dadakan ini terlihat sekali stanley berusaha mengumpulkan kekuatan. Ada beberapa kesempatan, ia menelepon kerumah mereka sendiri hanya untuk mendengarkan suara Grace almarhum istrinya, di mesin penjawab telepon. Adegan yang paling saya suka dari film ini ketika Stanley membelokan mobilnya dan mengajak Heidi dan Dawn ke pinggir pantai untuk memberitahukan tentang kematian ibunya. Akhirnya, mereka bertiga duduk di tepi pantai, saling menguatkan dan berpikir tentang masa depan.


Why did i get married

Minggu, 08 Juni 2008

0 komentar
w


"I made her drive, we took the plane. I should've made her walk, y'all know she fat as hell" (Mike)


Hmm i'm sure i will smack him on the face whenever he said that to me, iiif he's my husband.

Why did i get married pertama kali saya tahu dari Oprah Show. Ada Tyler Perry dan Janet Jackson disitu, berbincang dengan Oprah tentang pernikahan-pernikahan yang ada dalam film terbaru yang mereka bintangi, Why did i get married. Film ini mengetengahkan kondisi perkawinan empat pasangan yaitu Angela-Marcus, Patricia-Poppy, Terry-Diana, dan Mike-Sheila. Yap! there goes four women, four men, and a biiig problem, oh i forgot..plus one women who became a problem in future. Tidak ada satupun pasangan di film ini yang kehidupan pernikahannya indah bak dalam dunia mimpi. Proses menyelamatkan pernikahan keempat pasangan berawal dari sebuah retreat yang digagas oleh Patricia (Janet Jackson), seorang istri yang baik, penulis buku best seller, dan psikolog yang sukses. Patricia mengundang tiga sahabatnya yang masing-masing membawa pasangannya. Berbagai potret perkawinan diperlihatkan oleh Tyler Perry yang selain sebagai salah satu aktor dalam film ini, juga sebagai penulis skenario dan sutradara.

Potret pertama tentang hubungan Mike dan Sheila yang dipenuhi kekerasan verbal. Sheila yang bertumbuh gemuk, diminta turun oleh pramugara pesawat karena ia diharuskan membeli dua kursi, sedangkan kursi yang tersedia hanya satu. Alih-alih membantu istrinya, mike malah mengolok-olok ukuran tubuh sheila dan malah memberinya sejumlah uang untuk menyewa mobil saja. Akhirnya Sheila pun terpaksa turun dari pesawat, meninggalkan mike dan Trina (teman Sheila). Ah saya mencoba merasakan apa yang sheila rasakan ketika ia harus mengemudi selama dua hari, ditengah musim dingin, sendirian, dan hanya tekad kuat untuk menyelamatkan perkawinannyalah yang membuatnya merasa harus sampai di tempat tujuan.

Potret kedua tentang hubungan Angela-Marcus, yang tidak seperti Mike-Sheila dimana Sheila adalah korban kekerasan Mike, dalam hubungan pasangan kedua ini, justru Marcus lah korbannya. Angela adalah perempuan pemilik salon yang sukses dan marcus adalah salah satu kapstok di salonnya. Selama perjalanan menuju tempat retreat, Angela yang gemar minum alkohol terus saja marah-marah pada Marcus, menyalahkan ia atas segala yang terjadi pada perkawinan mereka. Angela seperti petasan banting yang jika satu saja menyala, maka yang lainnya akan ikut meledak dengan sempurna.

Potret ketiga tentang kehidupan perkawinan Terry (Tyler Perry)-Diana yang terlihat sebagai pasangan sempurna. Terry adalah seorang dokter muda, tampan, mapan dan merupakan ayah yang baik. Sedangkan Diana adalah seorang workaholic, eksekutif muda dalam sebuah perusahaan besar, dan memiliki segalanya, kecuali pernikahan yang harmonis. Kesibukan Diana yang luar biasa membuat ia hampir tidak memiliki waktu bersama keluarganya, sehingga pernikahannya dalam bahaya.

Potret Keempat tentu saja tentang sang tokoh utama film ini yaitu Patricia dan suaminya Poppy, yang masih menyimpan duka atas kematian anak mereka akibat kecelakaan. Satu-satunya masalah dalam pernikahan mereka adalah bahwa poppy, dibalik sikap suportifnya pada patricia, ternyata masih menyalahkan patricia atas kematian anak mereka. Sementara patricia, masih menyalahkan dirinya atas kematian sang anak.

Semua konflik pasangan dalam film ini kemudian dipertemukan dalam sebuah retreat yang dianggap dapat menjadi jalan dalam memperbaiki kembali pernikahan mereka. Janet Jackson yang lebih terkenal sebagai seorang penyanyi ternyata dapat memperlihatkan akting yang sangat pas dipadukan oleh kemampuan Tyler Perry yang ternyata cukup mumpuni untuk memerankan karakter serius setelah sebelumnya ia begitu erat dengan Imej Madea yang mengocok perut. Walaupun porsi semua karakter dalam film ini terlihat setara, namun semua aktor dan aktrisnya berhasil memberikan kekuatan penuh pada karakternya, sehingga saya puluhan kali mengutuki mike yang bajingan, angela yang seperti petasan banting, trina yang senang sekali menjadi pusat perhatian para laki-laki disekelilingnya, marcus dan sheila yang entah kenapa terus bertahan didalam pernikahan yang hampir membuat gila. Karena film ini menghadirkan semua aktor dan aktris kulit hitam, maka kita akan melihat bahasa-bahasa serta gaya bicara khas orang kulit hitam, yang berhasil membuat setiap kata nya menjadi efektif, menyentil, dan tegas.

Namun sayang sekali, kekayaan konflik pasangan menikah dalam film ini ternyata tidak berujung pada peak yang mengesankan. Semuanya lewat begitu saja, apalagi ketika ending film ini seperti yang ada dalam benak saya. Yap! happy ending yang biasa saja. Tapi saya suka sekali dengan bagian dimana Sheila bertemu Trina di kamar mandi dan "menghajarnya" dengan kata-kata halus tapi ampuuuhhh jendral! Juga ketika Sheila bertemu Mike yang merayunya untuk kembali dan pada akhirnya Mike tidak mendapatkan apa-apa selain penyesalan telah memperlakukan sheila dengan tidak baik, karena sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan seorang istri yang bisa melengkapinya sepanjang hidup. Sementara Sheila, mendapatkan apa yang ia cari selama ini, Ketenangan hidup. Bagaimana dengan pasangan lainnnya? ada deeeh eheheheh


Marah tapi rindu (kok seperti judul lagu 80'an ya)

Jumat, 06 Juni 2008

7 komentar


Tadi saya menonton Oprah Winfrey, dengan Celine Dion sebagai tamunya. Ah, celine..satu-satunya perempuan penyanyi yang membuat saya merinding tiap kali mendengar ia menyanyi. Dalam oprah kali itu, penonton bisa meminta celine menyanyikan lagu yang mereka inginkan. Sebuah video pun ditayangkan, menampilkan seorang perempuan yang ingin celine menyanyikan lagu "Because You love me" untuk sahabatnya. "Because you love me" adalah lagu sahabatnya bersama sang ayah. Saya merinding ketika video itu menampilkan sang sahabat bersama ayahnya sedang berdansa diiringi lagu Because you love me, sebelum sang ayah meninggal karena kanker. Saya pun menangis. Bukan karena lagu itu sangat menyentuh, tapi karena saya tidak punya pengalaman yang begitu berkesan dengan ayah saya, tidak seperti perempuan dalam video tadi, yang menangis ketika celine menghampirinya untuk memeluk. Yang menangis ketika celine menyanyikan lagu itu dengan sangat indahnya. Yang mungkin dalam benaknya berpikir, mengapa ia tak punya waktu lebih banyak dengan ayahnya, karena setiap menit bersamanya adalah berharga. Saya melihat mata sang perempuan yang berkaca-kaca, dan dari situ saya tahu betapa dekatnya ia dengan sang ayah dan betapa kuatnya ikatan ayah-anak mereka. She doesn't have to say anything, because her eyes tells everything.


Saya tiba-tiba sesak nafas dan menangis. Saya punya ayah tapi saya tidak memiliki ikatan ayah-anak itu. Saya tidak punya kenangan masa kecil bersamanya, ia tidak pernah tahu apa saja yang terjadi pada saya ketika remaja, ia juga tidak pernah tahu (atau tidak mau tahu) apa yang terjadi pada saya saat ini, dan mungkin saat nanti. Begitupun saya, tidak pernah tahu apa yang dia alami selama ini, selain saat dia berada dirumah selama sehari dan membaca koran kemudian pergi lagi untuk waktu yang tidak bisa diperkirakan, tidak meninggalkan nomor telepon yang biasanya memang selalu berganti-ganti, sehingga kami tidak bisa menghubunginya dan ia pun tidak akan pernah tahu jika ada sesuatu yang terjadi pada saya, mama dan adik.


Saya marah atas kondisi ini. Saya marah atas kenapanya. Saya marah atas ketidakhadiran kami dalam hubungan ini. Saya marah padanya dan diri saya atas ke-kopeuh-an kami berdua yang tidak mau memulai. Tapi lebih dari itu, saya rindu padanya. Saya rindu bicara padanya dan meminta pertimbangan darinya, saya rindu dimarahi seperti mama memarahi saya karena khawatir pada saya, saya rindu ayah yang menjemput saya ketika pulang malam, saya rindu dia yang memeluk saya ketika saya patah hati, tapi semua kerinduan ini rupanya cuma hayalan muluk dari seorang anak yang sejak dulu tidak merasa punya ayah. How can we miss something we never had?



Foto oleh Bayu

Cinta & kewajiban

Senin, 02 Juni 2008

2 komentar

Aah senangnya bisa melakukan sesuatu atas nama cinta. Mungkin tidak akan sulit menghasilkan ide saat hati kita diwarnai cinta, karena biasanya siiih saya memang sangat kreatif ketika sedang jatuh cinta. Tapi sekarang...saya sedang tidak mencintai apapun sehingga sulit sekali kalau harus terus menerus menghasilkan ide. Mau tidak mau harus jujur pada diri sendiri, kalo saya bukan orang kreatif heuheuehuheue. Pengennya sih seperti seniman yang menciptakan karya hanya disaat mereka mau, tidak bisa dipaksa, masa bodo dibilang moody dan gak konsisten juga, tapi sayangnya saya sedang bekerja, di lahan yang dinamai bidang kreatif, jadi ya semua pekerjanya harus kreatif, dan saya tetap HARUS (BUKAN INGIN) berkesenian. Dan karena itu pula, setiap harinya saya harus memaksa otak berpikir diluar kemauannya. Menciptakan storyboard iklan, feature, drama, dll, yang makin lama terasa makin tidak mengasyikan karena saya menciptakan sesuatu atas nama keharusan bukan karena cinta. Alhasil..."anak-anak" saya pun kurang saya cintai karena mereka memang tidak lahir dari cinta, melainkan dari sebuah kewajiban.

Ah, seperti sedang dinaungi sebuah awan gelap. Awan gelap enyahlaaaah! syuh! syuh!

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates