kamu..

Rabu, 26 November 2008

18 komentar
hei kamu
ya...kamu
kamu yang kupilih untuk mendampingiku bertumbuh
kamu yang karena kasihmu, maka kusimpan semua yang lalu dalam kotak yang entah kapan akan kubuka kembali, dan ah..biarkan saja mengendap disitu lama, syukur-syukur habis dilahap ngengat
aku rindu kamu
Ketika saat itu makin dekat
debar ini juga makin kencang
Penyakit ini kambuh lagi
penyakit grogi bertemu lagi
Hei kamu
ya...kamu
kamu yang kupilih untuk menyertaiku berproses
kamu yang karena kasihmu, telah bersabar denganku
apa ada rasa yang sama disana?
rasa seperti telapak kaki dikelitiki kemoceng tebal
Ih mengganggu sekali rasa ini, tapi aku suka
karena itu tidak ada apa-apanya dengan apa yang akan kudapat
Ya..aku dapat kamu
Hei kamu..
Ya..kamu
akhirnya aku akan kembali memelukmu

Selaput...

Senin, 24 November 2008

17 komentar
Anak itu melangkah keluar rumah dengan senyum sumringah. Ia tau, ia akan bergembira di sekolah nanti, yang ia tidak tahu adalah bahwa kali ini, nasib berkata lain. Kelas itu, meja yang bagian depannya bertutup, yang ketika dibelakangnya terjadi sesuatu dan tidak akan terlihat, menjadi awal mimpi buruk si anak. Kali itu pelajaran mendikte. Satu persatu anak perempuan dipanggil ke meja itu. Dengan berada dibalik meja, membelakangi tubuh sang guru, membacalah satu persatu anak perempuan. Giliran si anak sumringah membaca Buku CBSA. Siapa sangka, sang guru mengangkat rok anak itu, sedikit meregangkan kedua pahanya, dan memasukan penisnya diantara itu, meninggalkan rasa hangat lalu selesai ketika selangkangan si anak telah basah. Kejadian ini terjadi beberapa kali. Di balik meja yang bagian depannya tertutup, sehingga tidak akan siapapun melihat apa yang terjadi dibalik itu.


Hari itu, si anak sumringah mendadak berubah. Dirinya, jiwanya, hidupnya, sudah berubah. Dia hanya seorang anak kecil, tapi bagi siapapun, mendapat perlakuan seperti itu pasti akan meninggalkan luka yang amat dalam. Apalagi untuk anak sepintar si anak sumringah, yang saat kelas dua sd sudah melahap banyak pengetahuan. Hari itu, hatinya pedih. Hidup tidak akan pernah sama lagi untuknya. Berlalu waktu, si anak tumbuh dewasa, tapi hatinya masih pedih. Kepercayaan dirinya hilang hari itu. Binar matanya hilang hari itu. Karena terkurung masa lalu yang pedih, ia jadi tidak bahagia. Namun hidup berproses. Dengan melepas ketakutan dari masa lalu dan berterimakasih pada hidup atas apapun yang terjadi, kepedihan itu semakin berkurang, tapi tidak akan pernah sepenuhnya hilang. Dan ketika beberapa hari lalu, si anak sumringah yang kini sudah dewasa itu menonton berita dan melihat liputan kasus mengenai guru yang mencabuli muridnya, hatinya marah. Si guru itu telah merusak masa depan muridnya dan tidak ada satupun hukuman dan terapi yang bisa memperbaiki yang telah terjadi. Masa depan dua anak telah rusak.


Dalam sebuah pembicaraan, si anak sumringah yang kini telah dewasa bertanya pada seorang teman yang menjawab tidak suka pada para perempuan penulis karena mereka selalu membicarakan persoalan kelamin. Ketahuilah kawan, hidup kami itu rumit. Bukan hanya hidup kami yang rumit, tapi juga tubuh dan persoalan mengenai tubuh kami pun rumit. Budaya patriarki yang membuat hidup dan persoalan tubuh kami menjadi rumit. Dan sialnya, budaya ini telah membuat tubuh kami jadi urusan publik. Membuat banyak dari kami kehilangan kendali atas tubuh sendiri. Dan coba tanya kenapa bisa begitu, maka kau akan menemukan jutaan literatur mengenai itu, yang harus kamu baca dengan tanpa penghakiman dan tolong...cerna dengan hati. Oh bukan, cerna dengan hati itu sama sekali tidak berhubungan dengan stereotip perempuan lebih banyak pakai hati, bukan kawan. Tapi persoalan tubuh yang sering diangkat oleh para perempuan penulis itu memang berada pada ranah yang dengan sengaja, jarang disentuh hati. Maka itu persoalan tubuh yang berujung pada seksualitas perempuan itu menjadi persoalan besar dan amat penting dalam hidup perempuan, karena cara yang paling ampuh melemahkan perempuan adalah lemahkan tubuhnya dan persepsinya pada tubuh. Tapi dalam saat yang sama, seksualitas perempuan pun menjadi kekuatan besar bagi perempuan, asal mereka balik persepsinya, beri kekuatan pada persepsi itu dan jangan biarkan siapapun merusaknya. Ini penting kawan, dan mungkin tulisan-tulisan yang kau tidak suka itu, ingin mempersepsikan seksualitas sebagai kekuatan, sebagai sesuatu yang sesungguhnya tidak sepenting kebanyakan perempuan memaknai keperawanan sebagai bagian dari eksistensinya. Itu cuma selembar selaput yang bisa hilang karena banyak sebab, dan tidak selayaknya "harga" perempuan ditumpukan pada itu. Kami lebih berharga dari sekedar selaput

Sorrowfull Angels

Rabu, 19 November 2008

4 komentar
Diantara semua jenis musik yang saya kenal, yang paling paling saya suka adalah country. Lagu-lagu country lah yang bisa saya nyanyiin dengan penjiwaan penuh, yaaa karena country itu folkie kali ya. Dan ketika malam ini saya sedang sedih, tiba-tiba teringat sebuah lagu yang pernah saya nyanyikan dengan amat sangat niat kemudian saya rekam di ruangan take vokal tempat kerja saya, yang memang akustik ruangan dan mic nya asoy beneer, jadi aja suara saya terdengar rada indah hahahaha!, apalagi ketika dulu saya menjadi produser acara country dan senang menyimak dengan seksama penjelasan narasumbernya, jiwa saya dan jiwa lagu ini jadi menyatu. Ya, disinilah kekuatan lagu-lagu folk. Ia jembatan yang baik untuk menyatukan dua jiwa. Dibawah ini lirik lagu yang saya nyanyikan dengan amat sangat niat itu. Liriknya sangat sederhana dan saaaaaangat indah, dan saya tidak tahu apakah cinta seperti ini benar-benar ada

Sorrowfull Angels by Patty Loveless

She loved him most when his eyes were gray
The palest shade of a winter day
They filled her with a raging fire
And a bittersweet desire

She shined for him like candlelight
That softly beckons in the night
But he said no right to her face
Then simply turned and walked away

All Heaven watched from way on high
True love given and denied
And while her heart was broke and bleed?
Sorrowful angels wept into their wings

She wore him like a lock and chain
Only in dreams she spoke his name
By day it slipped upon her tongue
The taste of unrequited love

Now her hair is long and gray
The palest shade of a winter day
She never took a ring of gold
She swears she never loved a soul

All Heaven watched from way on high
True love given and denied
And while her heart was broke and bleed?
Sorrowful angels wept into their wings
Sorrowful angels wept into their wings

She loved him most when his eyes were gray

Selamat tidur

Selasa, 18 November 2008

16 komentar

Hey kamu,


Seharian ini kita bicara beberapa kali ya

Mendengar suaramu dan tertawa bersamamu di tengah seminar yang meninabobo, benar-benar membuat segar kembali

Mendengar suaramu saat di depan komputer aku kering ide untuk launching on air, adalah seperti minum jus di tengah hari

Membaca smsmu setelah seorang rekan kerja ijin keluar kantor untuk kepentingan yang membuatku muak, adalah terapi batin

Berbicara denganmu soal masa depan, membuat yang blur jadi jelas

Ya lelakiku, aku butuh selalu bicara denganmu

terimakasih sudah mau mendengarku

terimakasih sudah mau jadi tempat sampahku, aku yakin hanya kau yang benar-benar bisa menerimaku apa adanya

dan ketika tadi aku mendengar suaramu yang kelelahan dan terlalu ngantuk untuk menanggapiku, aku sedih karena aku sangat ingin bicara denganmu malam ini

Tapi tahukah kamu lelakiku? sedih itu cuma bertahan beberapa menit saja, kemudian berganti tenang, karena aku yakin masih punya begitu banyak waktu bersamamu esok hari


Tidurlah sayangku, mimpi indah ya
jangan mimpikan aku, nanti sepraimu jadi basah


Apakah menyerah saja sekarang?

Minggu, 16 November 2008

11 komentar
Hai, apa kabarmu?

kamu tau apa yang paling kurindukan saat ini? pembicaraan intim denganmu

aku sedang kehilangan kreativitas. Apa menurutmu aku menyerah saja? atau mungkin memang aku sudah menyerah?

Mungkin bawah sadarku memberikan ajakan pada pikiranku untuk jangan berpikir. Sudah cukup saja lima tahun ini aku berpikir untuk tempat ini. Sudah lelah aku ini, kata si otak. Dan tidak lama kemudian, hatiku meneriakan hal yang sama, aku lelaah!


Hei kamu, tahukah kamu betapa aku merindukanmu?
merindukan saat-saat benakku tergelitik olehmu?
Merindukan saat-saat aku menangis pedih didepanmu, dan kamu memelukku
Dan kini, ketika aku tau tidak lama lagi saatku akan berakhir, aku ingin kamu kembali memelukku
Aku kesepian, tahukah kamu?
Punya pacar dan sahabat terbaik ternyata tidak cukup untuk mengusir rasa itu
Aku butuh kamu
Tahukah kamu, sekelilingku yang dulu membangun impian sama-sama, sepertinya sudah menyerah.
Kesal sekali pada mereka itu, cuma baru dua tahun begini sudah menyerah. Jadi tidak apa-apa kan jika aku yang sudah lima tahun menyerah sekarang?
Yaa yaa aku tahu itu pembenaran.
Bolehkah aku meminta satu hal? wahai temanku pemberi akal dan pencipta semesta, berikan aku inspirasi untuk berbuat yang terbaik selama dua bulan terakhir waktuku
Aku cuma ingin pergi dengan tidak menjadi orang yang kehilangan harapan




Kenalkan, kami adalah manusia gerobak

Kamis, 13 November 2008

13 komentar

Setiap pagi saya melewati jalan pasirkaliki (orang bandung pasti tau jalan ini). Setiap kali pula saya melihat ayah ibu dan dua anaknya, memarkir gerobaknya, kemudian berkehidupan disitu ,di sebuah bagian trotoar. "gw harus bisa ngobrol sama mereka", itu yang ada dikepala saya setiap pagi, tapi herannya, kok belum bisa aja saya wujudkan. Ngobrol dengan mereka tentunya jauh lebih mudah dibandingkan ngejar pejabat untuk minta keterangan mereka tentang kasus yang sedang marak, tapi Entah kenapa, sulit sekalli menghentikan motor saya dan ngobrol dengan mereka, padahal mereka sumber kepenasaranan saya setiap pagi. Di sebuah pagi yang mendung, saya datang ke kantor lebih awal. Melihat langit, panasnya bagus nih buat motret. Gak akan over exposure. Saya tak tentukan tujuan. Meluncurlah saya membiarkan hati membawa kemana. Eee kesanalah saya menuju. Ke sebuah bagian trotoar yang menjadi sumber kepenasaranan saya. Sebuah trotoar yang berada didepan mall yang disebut Hypermall, yang ketika malam bertabur cahaya lampu, dan berseliweran mobil-mobil bagus membawa orang-orang berduit yang kelaparan karena mall ini memang unggul dengan foodcourtnya.


Entah karena dorongan macam apa, tiba-tiba saya gelemporan aja diantara keluarga ini. Salah satu manusia gerobak diantara sekian banyak manusia gerobak di bandung. Bagian trotoar tempat saya ngedeprok memang teduh, karena ada pohon rindang menaungi. Itu pula yang jadi alasan keluarga ini memilih parkir disitu. Sang ibu bernama Sukaesih, sang ayah bernama Asep, anak sulung bernama Ridho, anak tengah Rizky dan eeee ada bayi mungil di gendongan ibu itu. Dia anggota terbaru dalam keluarga, baru beberapa bulan saja usianya, namanya Rayya. Pasangan Sukaesih dan Asep pergi dari Subang menuju Bandung, empat tahun lalu. Berbekal uang seadanya, dengan hanya satu niat, memiliki penghidupan yang lebih baik. Klise bukan? ya, tapi memang itulah kenyataannya. Ketika tanah kampung sudah tidak subur lagi, pilihan yang paling menjanjikan hanyalah pergi ke kota.


Ketika itu mereka masih punya satu anak. Hidup di kota rupanya tidak seperti yang mereka harapkan. Dengan menggunakan apapun yang disekitar mereka, pak asep pun membuat gerobak. Paku sana paku sini, tambal sana tambal sini, asal bisa menampung anak-anak dan menggelinding, itu sudah cukup. Jadilah sejak itu mereka hidup nomaden. Tidak berapa lama kemudian, ibu esih mengandung anak kedua. Si lucu berbaju biru itu. Ketawanya bagus yaa, saya suka dia. Rizky ini senang sekali dipotret, dan saya senang memotret dia. Dia gak mati gaya looo, beda banget sama saya kalo difoto. Si sulung Ridho pun begitu. Seneng banget difoto. Berbeda dengan ridho yang lahir di subang, rizky lahir di bandung, di atas gerobak. Ibu esih yang kuat itu melahirkan cuma dibantu oleh suaminya. Dan lihatlah ridho dan rizky, terlihat gembira ya. Saya rasa begitulah dunia anak-anak. Mau ditengah banjir kek, mau ditengah penampungan kek, mau dalam kondisi apapun kek, selalu mereka bisa tertawa dengan tulus. Setulus senyum dua anak lucu dalam foto saya itu.


Adem hati saya ngeliat mereka, dan jadi bertanya-tanya, jangan-jangan kita yang terlalu sombong dengan mengira mereka menderita, perlu dibantu, dikasihani, padahal berada dalam dunia yang seperti apapun, mereka masih punya cara untuk jadi bahagia. Termasuk ketika harus hidup nomaden. Pagi hari berada di pasirkaliki, siang hari di cibadak, dan malam tiba mereka pergi ke emperan toko pasar baru, kemudian harus ke stasiun dan bayar beberapa ribu untuk mandi mereka berempat di toilet stasiun. Inilah kenyataan sodara-sodara. Ketika mobilisasi bagi kita berarti pindah menggunakan kendaraan, bagi mereka mobilisasi adalah pindah rumah, dan kendaraan adalah rumahnya. Dengan penghasilan paling banyak 30 ribu sehari, pak asep menghidupi keluarganya. Boro-boro mau beli susu, makan cukup pun belum tentu. Tapi kemudian saya kembali bertanya-tanya, kok punya anak lagi sih? gak KB gitu? sadarkah mereka, bagi orang dalam posisi mereka, punya anak berarti nambah beban hidup? bagaimana anak itu kemudian tumbuh? dan pertanyaan bodoh saya "dimana yaa mereka bikin anak?"kalo di gerobak, berarti sangat mungkin terdengar dan terlihat oleh ridho dan rizky dong. Oemjiii (aiiih istilah gw, so last year banget ya! hahaha bae weeee).


Anak ketiga Ibu Esih dan Pak Asep adalah si kecil rayya yang baru berusia beberapa bulan saja. Dia lahir di dalam gerobak, dengan bantuan ayahnya. Rupanya tuhan melindungi ibu ini dengan membuat persalinan yang lancar. Ah tuhan, aku padamu. Ibu esih cerita kalo beberapa hari lalu, ridho sakit tipes dan dia dirawat diatas gerobak. Ada seorang dokter sekitar situ yang memeriksa ridho dengan gratis, tapi teteeep, obat kan harus bayar. Karena tidak mampu memasukan ridho ke rumah sakit, maka mereka rawat saja ridho diatas gerobak. Miris? ah itu kan hanya perasaan Dek Anda saja. Dalam dunia mereka, itulah kenyataan yang tidak bisa ditawar. Buat saya, orang yang sangat beruntung ini, tak terbayang harus hidup diatas gerobak, berpindah tempat sehari tiga kali bahkan lebih, menahan lapar (ini yang lebih gak kebayang lagi), dan menahan banyak hal lainnya. Tapi ini soal ketiadaan pilihan. Saya rasa ketika kita tidak dihadapkan pada pilihan, maka mau tak mau mending jalani saja apa yang ada. Lewati sakitnya dan kita akan terbiasa. Karena saya percaya, keadaan akan memampukan kita.


kepada yang ngerasa...
jika kamu pikir potret kemiskinan itu harus selalu ditulis dengan gaya menguras air mata dan drama menyedihkan, yang biasanya dieksploitasi dalam reality show njiji'i, Maaf, tidak selalu harus begitu. Karena saya sudah muak pada drama, dan karena hidup adalah kenyataan yang tidak perlu membuat cengeng.



p.s : Ming, makasih yaa udah mau merangkai foto-foto gw dengan skill lo yang asoy ituu



Saluuut

Minggu, 09 November 2008

6 komentar

Eh eh saya dapet award! hahaha. itu tuuh gambarnya yang diatas ituu. Sebetulnya sebelumnya juga pernah beberapa award diberikan pada saya, terimakasih yaaa teman-teman. Tapi kali ini menjadi lebih tidak disangka-sangka, karena award ini diberikan oleh seseorang yang baru sekali meninggalkan jejak di blog saya dan dia bilang artikel blog saya seru-seru. Ihihih aduuuh aku tersanjung 6. Makasih ya chordofmusic. Nah, sekarang saya juga mau memberikan award yang sama pada 7 orang yang blognya saya sukai sangat, tapi TOLONG JANGAN MENERUSKAN AWARD INI PADA ORANG LAINNYA YAAA. Yaa..yaaa, saya hanya ingin memberikan penghargaan pada anda. Tidak perlu diteruskan pada yang lain yaa yaa


1. Indolawas. Saya salut sekali atas ketelatenannya mengumpulkan kaset-kaset lawas yang saya tau tidak mungkin mengumpulkan semua itu tanpa kecintaan yang sangat pada musik. Saya kagum pada anda, pemilik blog tersebut

2. Jenny Jusuf, atas kejujuran melalui tulisannya

3. Jeng Retno (wahahaha! manyun deh luu gw panggil ini). Sebagai turis gembel yang benar-benar membuat saya iri atas hobi jalan-jalannya. Nyoong! kite ke bukittinggi yaaa!

4. Enno, yang sebenernya sangat-sangat saya sebelin karena dia selalu romantis hauhauahuahauha. Tapi tulisan lu asoy nooo. Yaa ingat satu hal ya darling, kenyataan tidak selalu manis :p. Wahahahah! ditimpuk laptop deh guweeee

5. Fa. Saya salut pada kejujurannya dan bagaimana ia membuat sesuatu yang tidak biasa menjadi sangat natural

6. Ngupingjakarta. Siapapun yang punya blog ini, AKU PADAMU!! hahahahaha. Blog ini yang selalu saya buka untuk mengawali hari dan akhirnya berhasil membuat saya terkekeh sampai ngakak. Orang saraaap!

7. Bang Pidi. Jika gokil itu berskala, maka dia ada pada skala tertinggi. Sintinggg!! tapi cerdasss. Kedua bukunya saya baca habis


Kepada ketujuh orang yang saya beri award, dengan segenap ketulusan saya mau bilang SALUUUUUT.


The Naked Traveler

Jumat, 07 November 2008

5 komentar
Pada Jumat (7/11) Mustika fm kedatangan narasumber penulis The Naked Traveler, Trinity. Setelah selama ini membaca blognya, akhirnya bertemu juga orangnya. Trinity asiiik heuhueheuheu. Ah sayang sekali yang beruntung mewawancarai dia itu rekan saya natazya. Huh! tapi gak papa, ini gantinya si Peter Zilahy yang jutek itu ya buuu. Dibawah ini foto-fotonya saat talkshow



besar kami hampir sama ya? heueheuheueh










Ode to My Fat

Minggu, 02 November 2008

24 komentar
Saya lelah...



Sejak terlahir dengan kelebihan energi yang membuat saya sempat berpikir saya adalah titisan anak samson, saya tidak pernah berhenti diam. Ketika seluruh tubuh kita masih berfungsi, maka maksimalkanlah. Tapi sejak dua tahun lalu, saya tidak bergerak sebanyak biasanya. Ketika jarum timbangan mulai naik sekilo demi sekilo. Ketika dengan tanpa sadar, saya menyeret diri sendiri kedalam bencana. Ketika saya akhirnya punya cukup uang untuk beli makanan apapun yang saya mau. Seperti membalas kemiskinan dahulu, saya habiskan banyak uang untuk membeli segala makanan yang saya mau. Makanan yang hanya bisa saya lihat ketika tetangga saya yang orang kaya makan itu didepan rumah dengan muka nyinyir tengil yang sampai sekarang masih saya ingat. Sekarang saya bisa beli makanan yang dia makan, sebanyak apapun yang saya mau. Ya, saya kecanduan makan enak. Saya bisa dengan tanpa sadar membeli makanan yang membuat saya akhirnya mengernyitkan dahi "ngapain guwe keluarin duit sebanyak ini cuma buat beli steak?". Tapi kemudian saya lakukan itu lagi dan lagi. I've drag my self into the shit hole. Saya mulai menggembung. Seperti ikan buntal tanpa duri. But i'm still beautiful anyway hahahah

Sekarang berat badan saya melonjak luar biasa. Hanya beberapa belas kilo sebelum satu kwintal dan ini mulai menjadi mimpi buruk. No darling, it's not about my self confidence. Oh i don't have anyproblem with that, because i have my own concept. Setiap kali saya bertemu teman lama, mereka pasti bilang "Gila! lu tambah subur aja sih book!. Kata saya "Iya doong. gaji guwe 20 juta sebulan". Buat sebagian orang, pertanyaan soal tubuh, pasti mengganggu. Buat saya tidak. Saya memang gemuk, terus kenapa? apa salahnya dengan itu. Saya gak akan jadi gak pede hanya karena saya gemuk dan tidak mewakili imej cantik kapitalis. Secara psikis, saya sangat nyaman dengan tubuh saya. Toh saya pengamin kata-kata mutiara "BIG IS BEAUTIFUL". Cuma satu yang mengganggu saya. Bahwa tubuh saya sudah memberikan isyarat. Teriakan minta tolong tepatnya. SAYA TIDAK SEHAT


Dan cuma tubuh ini yang tidak bisa dibohongi. Kalo pikiran saya malah bisa dibohongi. Setiap kali saya mulai merasa keberatan, saya mensugesti otak saya untuk jangan menyerah, untuk masa bodo dengan obesitas. Tapi tubuh saya tak bisa dibohongi. Sugesti tak mempan buat dia. Dulu saya bisa jogging beberapa kilometer dan tidak merasa lelah. Dulu saya biasa jalan kaki pulang dari kantor dan tidak sesak napas. Dulu saya berenang beberapa putaran dengan tidak mudah terengah-engah. Dulu saya hiking di jayagiri dan tidak kesulitan membawa pantat. Kini...semua vitalitas itu tinggal sejarah. Setiap bangun tidur, telapak kaki dan lutut saya sakit ketika menjejak lantai. Selain karena peredaran darah tidak lancar, tentulah itu karena tubuh saya sudah terlalu berat. Ketika saya naik turun tangga, nafas saya seperti tinggal satu dan cuma tunggu waktu sebelum itu benar-benar berhenti. Saya pun sudah tidak kuat lagi hiking. Agak tinggi dikit aja, paru-paru sudah sesak dan kepala mulai pusing. Jantung saya pun sering clekat clekit, apakah saya akan mati karena jantung koroner?


Pernah tahun lalu, ketika tubuh saya udah cukup gemuk, saya hiking ke tangkuban parahu. Jarak gerbang hutan suaka menuju ke tangkuban parahu itu beberapa belas kilo, dan nanjak pula. Mantep banget kaan untuk orang segede saya. Waktu itu saya hiking sama sahabat saya yang ukuran badannya juga gak jauh dari saya. Bayangin aja, dua orang segede dosa, berjalan satu-satu menapaki jalan menanjak. Ketika baru mulai berjalan, kami masih semangat. Masih ketawa-ketawa dan banyak ngomong. Kemudian setelah dua kilometer, kami mulai sedikit ngomong. Pandangan mulai nanar, napas mulai terengah-engah, bibir mulai gak bisa mingkem. Kami mulai berpikir untuk naik angkot, padahal niat kami ingin menaklukan jalan itu dan sampe ke kawah tangkuban parahu dengan jalan kaki. Tapi untungnya kami tidak jadi naik angkot. Bukit demi bukit kami taklukan. Saat sudah hampir mau mati (hiperbola mode on* heheheh), ada seekor lebah besar yang muter-muter diatas kepala saya. Dia tau aja ada saya yang manis ini hahaha!. eh eh kok si lebahnya makin deket, dan dia ngejar tas saya. Saya lari dooong sambil tereak "Paiiit! paiiit!".


Saya yang udah hampir mati, malah jadi lari sekenceng-kencengnya di sebuah bukit yang jalannya nanjaaak banget. Temen saya dari jauh tereak "di tas lu ada coklaaat". Oh iya saya baru inget, tadi saya makan coklat baru separo dan saya taro di tas, ternyata coklat itu meleleh kena panas. Saya ambil coklat itu dan saya lempar. Pergilah si lebah yang dengan ajaibnya membuat saya jauh meninggalkan teman saya hahaha! Dengan perjuangan keras, akhirnya kami sampai ke tangkuban parahu, DENGAN JALAN KAKI!! Yippiiii!! langsung nyium tanah deh kami. Gak sangka, kami sanggup juga nyampe atas. Tapi setelah itu, kami berdua gak mau lagi nyoba, takut mati diatas dan gak ada yang nolong ahahaha! itulah balada orang obesitas kayak saya. Makanya ketika kemarin saya melihat jarum timbangan yang dengan lucunya bergeser lebih satu angka lagi, saya mau tak mau HARUS MENURUNKAN BERAT BADAN.

Saya ingin lebih produktif, saya ingin lebih mengenal dunia, saya tidak ingin mati mendadak dan ternyata jantung saya tak bisa disumbangin karena terbungkus lemak, saya gak mau kena kanker karena lingkar pinggang saya melebihi batas normal, saya gak mau mati diamputasi dikit-dikit karena diabetes, saya gak mau cepet capek saat saya lagi lincah-lincahnya, saya pengen berenang bolak-balik tanpa kepayahan, saya pengen siaran dengan nyaman tanpa harus banyak menarik napas padahal napas saya dulu panjang banget, Saya ingin menyaksikan adik saya menjadi dewasa, saya pengen shockbreaker motor saya lebih awet, saya pengen ngurus calon anak-anak saya (kalo punya ihihih) dan maen bola sama mereka, keceprak kecepruk di sawah dan kolam tanpa mudah lelah. Saya ingin ada dalam kehidupan mereka, dengan segenap energi saya. Saya ingin sehat terus agar saya tidak kehilangan waktu berharga. Saya ingin menjadi lengkap.


Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates