Setelah berbulan-bulan gak berwisata, kemaren saya dan hubby akhirnya berwisata juga. Tempat yang dipilih adalaah pantai! yippiii! i love beach. Pantai tujuan kami bernama Tanjung Papuma, salah satu wisata unggulan kabupaten jember. Berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Jember, Tanjung Papuma bisa ditempuh melalui dua jalan. Bisa dengan melewati Pantai Watu Ulo yang menuju kesana kita akan menempuh jalan aspal mulus luruuuus terus (tapi jauh memutar), atau melewati hutan jati yang tembus ke jalan masuk tanjung Papuma. Kami? pilih hutan jati dooong. Selain lebih deket, jalur yang satu ini juga kayaknya lebih menarik. Mulailah perjalanan menembus hutan jati dengan jalan bebatuan yang lumayan bikin saya mual. Untung ada jalur kecil yang agak lebih mulus yang sepertinya biasa dilewati motor karena tracknya sudah terbentuk. Kesan pertama melewati hutan jati, saya takjub dan prihatin *halaah*. Prihatin karena saya kira hutan jati ini sudah mati karena kemarau tapi ternyata kata si hubby mereka terlihat hidup segan mati tak mau itu bukan emang bener mati tapi sedang berusaha bertahan hidup dengan menggugurkan daunnya. Alhasil, saya melihat hamparan jati kering kerontang tanpa daun. Menyisakan kesan sedih, suram, lonely. Persis tumbuhan pada halaman castil count dracula.
Sambil rada deg-degan, kami terus menembus hutan jati yang walaupun rada bikin merinding tapi kok indah ya. Tak lupa berdoa semoga tidak bocor ban, karena dimana pula nambal ban di hutan seperti ini! Oh itu ada mobil! oh senangnyaaa ada kehidupaan. Dan eeeh ada motor di belakang kami. Asiik! dan eeeeh kok dia ngebut siiiih. Ih mau boker kali tu orang. Sendiri lagi deh. Saya bersenandung lirih *tsaah*, "Andaaaai dipisaaah! lauuut dan pantaaai! tak aaakan goyaaah gelowra cintaaah", lumayan mengalihkan pikiran saya dari deg-degan. Setelah menempuh perjalanan lumayan panjang, kami sampai di gerbang masuk Tanjung Papuma. Yihhiii!! pantai! aku dataaang! Tiket masuknya untuk dua orang plus motor cuma 11 ribu. Mursida ya mak! Jarak dari gerbang menuju pantai kira-kira 1,5 km. Tapi sebelum nyampe pantai, kita bisa putu-putu duluu karena kita akan melewati dataran tinggi dimana kita bisa melihat seluruh pantai dari atas. Mantap kali viewnya!
Puas foto-foto dari atas, hayeeuk kita ke pantai. Bagai ikan dugong baru ketemu aer, saya langsung lari ke pantai dan kecupuk-kecupukan. Oh pasirnya putiiih. Oooh saya sukaaa.
eh ada perahu baru mendarat. Sekitar 15 nelayan yang sedang duduk-duduk di bawah nyiur langsung menghambur menuju perahu, bersiap-siap mengangkat perahu ke darat. Satu dua tiga! tariiiik maaang!
Karena pengen foto berdua, tripod pun kami pasang (niat amat yaa bawa tripod) hihihiih. Diliatin orang karena kami berdua amat riweuh gaya sana gaya sini. Biarin dah!
Tanjung Papuma ini salah satu pantai diantara deretan pantai lainnya. Tapi yang paling bagus dan yang paling teduh. (dipantainya sih panas, tapi di pinggir pantainya banyak pepohonan, beda sama Pantai Watu Ulo yang agak lebih gersang). Air lautnya yang biru kehijauan terlihat sangat kontras dengan pasir putihnya. Batu-batu besar yang berada tidak jauh dari pantai, seperti jadi coklat serut diatas tart *dasar tukang makan, analoginya gak jauh dari makanan*. Aaahhh saya memang tidak pandai melukiskan suasana, liat aja lah fotonya yaaa
selesai dengan bagian pantai yang ini, kami pun jalan ke tebing yang lumayan jauh disana. Disitu ada tebing batu berceruk dan spot yang bagus banget buat foto-foto, bahkan ransel saya pun betah disitu.
Di bagian pantai yang ini ada satu cerukan mirip kolam kecil yang jadi pojok bahagianya muda mudi yang memadu kasih *halaah*. Disitu mereka bisa berendem sambil duduk, ciprat-cipratan aer, atau sedikit grepe-grepe dengan sembunyi dibalik batu.
Kami gitu juga gak? gak dooong. Emang kita orang dewasa keren macam apa? Kita mah mending nyobain aksi spiderman! hahaha.
Oh, di seluruh kawasan pantai ini semua sinyal seluler masuk kok, jadi jangan khawatir gak bisa dihubungi atau menghubungi.
Laper iihh. Cari spot dibawah nyiur, ndeprok deh. Setelah makan, kami makan rujak yang porsinya oh banyak sekalii, harganya pun murah. Segeeeer. Sambil nunggu nasinya turun dari tembolok, si hubby motretin orang-orang. Ada pasangan ibu bapak yang oooh terlihat romantiss, berpegangan tangan. Atau sekelompok anak muda yang ngubur temennya pake pasir. Lihat perbuatan mereka. Bok! inget aja siiih sama yang satu ituuu!
Pergi berwisata, tak lengkap tanpa mengitari seluruh bagian tempatnya. Itupun yang kami lakukan. Karena area pantai ini sangat luas jadi banyak tempat yang bisa kami jelajahi. Di ujung lain dari pantai ini ada hutan. Kami pun menuju kesana. Dalam perjalanan kesana tentunya kami melewati pinggir pantai dan tentunya pulaaa banyak yang indehoy. Dengan sembunyi dibalik pohon rimbun, mereka berpelukan, ada yang dikit-dikit cium, ada yang sundul-sundul kepala pasangannya persis kayak kucing lagi pacaran, ada pula pasangan senior *ya oloo bahasa!* yang milih tempat paling ujung. Paling deket ama hutan hahahaha. Kata si hubby mereka pasti selingkuh, eeeh padahal kan bisa ajaa lagi nostalgia yaaa, atau ya emang lagi pengen pacaran aja kali.
Kami diam sebentar di dekat situ. Duduk-duduk, foto-foto, larak lirik orang pacaran, dan akhirnya memutuskan pulang karena batere kamera udah abis. Lain kali, pengen deeh sekalian nginep di bungalownya. Yup! di pinggir pantai Tanjung Papuma ini memang disediakan beberapa bungalow. Keliatannya nyaman. Cocoklaaah kalo kita pergi sama keluarga. Sarana umum juga lengkap. Toilet gampang, mesjid ada, wartel ada, apalagi tempat makan! hehhehehe. Tapi sayang, gak ada satupun tempat sampah. Kok isoooo? alhasil, pasir putih yang seharusnya jadi lebih indah tanpa sampah jadi seperti iniiii.
Tapiii sebagian besar penilaiannya siiiih, pantai ini layak banget untuk jadi tujuan wisata!!!