Yellow seed..

Kamis, 25 Juni 2009

6 komentar

Hai Yellow seed

Tahukah kamu bahwa aku telah mati berulang kali?

Tahukah kamu bahwa kebaikan tuhan memberiku hidup lagi dan lagi adalah siksaan?

Karena ketika pagi ini ia memberiku satu kesempatan lagi, maka pada saat yang sama ia telah membunuhku

Yellow seed, tahukah kamu bahwa aku sedang menjalani nerakaku?

Cukup seramkah itu bagimu?

Orang bilang, tuntutlah ilmu ke negeri china. Well, aku akan pergi ke negeri China jika disana aku temukan tips "how to" menikmati nerakaku

Yellow seed, ini sisa-sisa diriku yang kau lihat

Remah-remah asa yang berhasil kukumpulkan dari puing kehancuranku yang berjalan amat lambat tapi pasti ini

Aku mohon doa, semoga aku cepat mati dan pindah ke alam yang katanya alam transisi sebelum masuk neraka, neraka keduaku. Setidaknya ada suasana baru, walaupun ujung-ujungnya tetap neraka juga

Tapi hey, kata mereka orang Indonesia penuh rasa bersyukur. Jadi mungkin aku akan coba juga bersyukur, setidaknya aku punya lingkungan baru, yang belum tentu lebih baik, bisa saja lebih parah, tapi setidaknya baru. Neraka keduaku

Yellow seed, bolehkah aku meneguk racun ini sekarang?


Berpacu dalam Melodiiii!!!

Sabtu, 13 Juni 2009

4 komentar
SAUDARA-SAUDARAAA! MARII KITA MULAAI!!! BERPACU DALAM MELODIIIII!!!! TEBAK JUDUL LAGU DAN PENYANYINYAA!


1. Wonder Mall - Aquase

2. Plis The Genlay - ?

3. No ting comeback - Cindy Kodner

4. Flis for giet me - Brian Adam

5. Spesgle – Viva Les Vorever

6. Mickel Bable – Home

7. Maria Ceri – Hero

8. Celen Dion – My Angel

9. Blad men - ?


TULIS JAWABAN ANDA DI KOLOM KOMEN, DAN BAGI SATU ORANG PEMENANG YANG BERHASIL MENJAWAB BETUL SEMUA PERTANYAAN, AKAN MENDAPATKAN VOUCHER MENGINAP TIGA HARI TIGA MALAM DI HOTEL TERMEWAH DI RWANDA

BERPACUUU DALAM MELODIIII!!



*Untuk temen-temen yang gampang stres, cobain deh jadi penyiar. Pendengar emang hiburan yang paling poll hahahahahhahahahah!

kok takut siiih?!

Jumat, 12 Juni 2009

4 komentar
Saya : “yang, kalo aku mati duluan, kamu pasti cepet kawin lagi”
Dia : “Nanti kalo kamu siaran,aku minta lagu How am I supposed to live without you ya, buat opening ” (terus nyium kening saya)


Hihihihih, si suami emang paling bisa deh. Gak tau kenapa kok ya suasana hari ini aneh banget, membuat perasaan ini jadi tak menentu *tsaaah. Pas siangnya saya bilang ke suami soal mati duluan, eee pas closing siaran tadi tiba-tiba bilang “sampai ketemu besok yaaa kawan kiss, kalo saya masih ada hehehehe”. WTF! What kind of closing was that ?! Mana ada pendengar yang sms “mba, pulangnya ati-ati loo, sekarang malem jumat”. Monnyongg!!! Alhasil, saya jadi parnoan mulai dari keluar kantor. Dengan posisi radio saya yang di dataran tinggi dan tempatnya jin buang anak pula, tentulah saya parno, apalagi malem ini. Mulai keluar gerbang jam 11 lebih 5, saya udah celingukan, memastikan gak ada truk atau apalah itu yang bisa nabrak saya, atau siapa tau ada pendengar sakit jiwa yang benci sama saya gara-gara lagunya gak diputer terus dia bawa clurit dan mau nyakitin saya. Diseberang gerbang kantor ada seseorang duduk di atas motor, seperti sedang nunggu sesuatu. Mungkinkah itu pendengar sakit jiwa yang…? Saya memacu motor saya. Loh loh, kok ada satu motor yang tiba-tiba ada di belakang saya, darimana munculnya?!. Jangan-jangan itu orang yang tadi nangkring nunggu sesuatu di sebrang gerbang? Saya cepetin motor saya. Aha! Dia gak ngikutin. Saya gas poll motor saya, eee dia gak ngikutin juga, hahahha! Rupanya saya geer. Begitu nyampe di persimpangan yang lumayan rawan, saya parno lagi. Motor saya lambatin benerrr, clingukan kanan kiri memastikan gak ada kendaraan yang lewat. Begitu sampe di daerah yang agak terang eee kok saya malah nangis. Baru kali itu saya bener-bener takut mati. Mengingat sudah dua kali dalam sehari saya menyebut soal mati, saya mulai berpikir, jangan-jangan ini pertanda. Hiiii! Kalo udah kayak gitu, saya jadi sebel sama si suami yang kok yaaa gak jemput sayaaa. Aku butuh teman seperjalanaaaan you knoooow? Selama di perjalanan pulang, perasaan saya gak enak terus. Saking takut tiba-tiba ada yang nabrak, saya jadi sangat hati-hati memacu kendaraan. Kecepatan pun cuma 30 km/jam hihihihihihi. Pas belok juga ati-atii banget dan saya mengurangi aktivitas rutin saat pulang, melihat sekitar. Pandangan lurus ke depan, parno, lalu mulai sering merinding. Menjelang rel kereta api deket rumah, parno makin menjadi-jadi. Sebelum melewati rel, tentunya celingukan dulu memastikan gak ada kereta yang lewat, padahal jelas-jelas ada palang kereta, ya pasti bunyilah pooop kalo ada kereta. Tapi yaa namanya juga parno. Eh eh kampreeet!! Cuma beberapa senti setelah ban belakang saya melewati rel, mesin motor mati. Ya salaaam! Untung cepet nyala lagi. Begitu nyampe rumah langsung ngusap muka, ganti baju dan mengalihkan perhatian sendiri dengan nulis. Sampai tulisan ini diturunkan (tsaaah! Bahasa gueee), saya masih parno dan tahu tidak?, saya kok takut, kalo besok gak akan bangun lagi





Journey De Kos

Minggu, 07 Juni 2009

6 komentar
Sore itu entah yang keberapa kalinya ia berdiri didepan gerbang bangunan mewah itu. Kedua tangannya berpegang pada terali tembaga berukir indah, sesekali ia elus. Kedua matanya menyapu bangunan itu, dari kanan ke kiri, dari kiri ke kanan. Ada 20 kamar, ia berhitung. Atas 10, bawah 10. Lantai satu dan dua dihubungkan dengan sebuah tangga keong dari tembaga. Setiap titiannya lebar, sepertinya aman dan nyaman untuk diinjak, tidak seperti di kos-kosan pada umumnya, dengan titian tangga yang sempit, bikin takut setiap kali menjejakkan kaki. Kurang satu inci saja kita sudah terpeleset. Tapi tangga bangunan ber-cat fucia itu tidak. Ia lalu beringsut ke kiri, menjauhi sudut pandang penjaga kos-kosan. Kali-kali ia terlihat lalu dituduh mau mencuri atau memata-matai salah satu penghuni. Bisa berantakan hobinya.
Ah.. sudah setengah jam ia didepan rumah itu. Terkesan gila memang. Tapi ia tidak gila. Jika orang lain punya hobi olahraga atau bermusik, ia punya hobi mengamati kos-kosan yang menurutnya bagus. Tidak gila kan? Tidak sedikit yang mempertanyakan hobinya. Apa asiknya mengamati kos-kosan? malah, bukankah itu berbahaya? salah-salah, bisa dituduh mau berbuat jahat. Nah, untuk alasannya bisalah kalian bilang dia agak gila. Satu saja sebab ia senang sekali berdiri didepan gerbang kos-kosan, sambil sesekali mengelus gerbangnya, lalu menghitung berapa kamar yang dimiliki bangunan yang ia lihat. Hobinya ini untuk memberikan dorongan positif pada impiannya, menjadi JURAGAN KOS. Salahkan Rhonda Byrne untuk teori The Secretnya. Tapi ternyata cara ini berhasil untuk membakar semangat.
Jika membuat perencanaan hidup sama dengan proses mendirikan sebuah kos-kosan, maka sekarang ini dalam benaknya, sedang sibuklah itu para tukang-tukang berukuran liliput. Ada yang mengangkut batu, ada yang mengayak pasir, ada pula yang sedang mengaduk semen. Semuanya bekerja untuk satu tujuan, mendirikan kos-kosan impian. Disudut lain dari benaknya, sebuah sel mengilat terang benderang sedang membuat orat-oret. Banyak sekali huruf dan angka. Sel berbentuk tidak jelas itu tampak serius, membuat sesuatu yang dalam kehidupan manusia disebut strategi pencapaian tujuan. Ah cerita ini sepertinya makin serius, tidak lucu. Sudahlah kita tinggalkan saja para tukang liliput dan sel berbentuk tidak jelas itu, biar mereka fokus pada pekerjaannya. Mariiii

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates