Angelus Ferratus

Jumat, 13 November 2009

7 komentar



Anda adalah seorang ibu yang baru saja kehilangan anak. Anda tertekan, bingung, kalut. Beberapa minggu kemudian, anda terima kabar dari kepolisian, anak anda telah ditemukan, dan katanya semua itu atas usaha keras kepolisian. Dengan hati gembira dan langkah buru-buru, anda memasuki kantor polisi, berharap segera bertemu sang anak yang hilang. Apa yang terjadi? Seorang komandan polisi menyodorkan anda seorang anak yang bukan anak anda, dan didepan semua wartawan, anda dipaksa mengakui itu anak anda, demi perbaikan imej kepolisian. Semua ibu pasti bisa mengenali anaknya, walau dalam mata tertutup sekalipun. Tapi para polisi jahat membuat propaganda agar publik tidak percaya pada anda. Betapapun para polisi menekan anda dengan segala cara, kebenaran tak bisa disembunyikan. Anda tetap berusaha meyakinkan semua orang bahwa anak itu bukan anak anda. Sampai kemudian polisi kehabisan akal, dan memasukan anda ke rumah sakit jiwa. Disana anda menemukan fakta menyedihkan bahwa hampir semua perempuan pasien rsj ini adalah perempuan-perempuan waras yang menyuarakan isi hatinya, pikirannya, dan sudah bisa ditebak, mereka dianggap menentang kepolisian. Disini mereka dibuat jadi gila. Ada seorang istri polisi yang melaporkan tindakan KDRT suaminya dan ia langsung dimasukan ke RSJ dan seorang pelacur yang berusaha melawan polisi. Anda, salah satu calon dibuat gila. Tentu saja karena anda dianggap mengancam imej kepolisian.

Buat temen-temen yang udah nonton film Changeling, rentetan peristiwa diatas tentu gak asing lagi kan. Angelina Jolie berakting dengan amat sangat bagus sebagai Christine Collins dalam film yang lumayan  depresi ini. Dari awal terlihat perjuangan seorang perempuan membuktikan keyakinannya, harapannya, tapi ketika upayanya mulai mengancam eksistensi pihak lain, perempuan lalu dipasung. Persis seperti yang saya tonton di film Iron Jawed Angels, dengan Hillary Swank yang berperan sebagai Alice Paul. Settingnya di tahun 1910-an ketika perempuan belum punya hak pilih dalam pemilu Amerika. Tidak punya hak pilih artinya tidak punya hak politik, artinya pula, tidak punya hak untuk menyuarakan aspirasi dalam bentuk apapun, dalam bidang apapun, bahkan dalam lingkup terkecil, keluarga. Lalu sekelompok perempuan yang meyakini bahwa perempuan harus punya keterwakilan di parlemen, melakukan berbagai upaya untuk membuat parlemen memberikan hak bersuara dan hak memilih pada perempuan. Sudah bisa ditebak, buah pikiran yang tidak sesuai dengan sistem yang berlaku pasti dianggap sebuah penentangan. Dan itu berarti subversif. Ketika sistem sudah kehabisan akal untuk membungkam para perempuan yang pantang menyerah memperjuangkan keyakinannya, maka mengenyahkan mereka adalah pilihan terakhir. Dimasukkanlah Alice Paul dan teman-temannya ke dalam sebuah "kamp konsentrasi". Disana mereka mendapatkan berbagai perlakuan tidak manusiawi. Penganiayaan, kekerasan fisik, psikis dan seksual, dan yang paling menyedihkan adalah, dipaksa mengakui apa yang bertentangan dengan yang mereka perjuangkan. Tapi benar bahwa Tuhan tidak tidur. Dalam sebuah  sel sempit yang kotor, ketika sebuah jiwa dirundung depresi dan mati menjadi hal yang tidak ditakuti lagi, sebuah surat pun ditulis. Surat yang  menjadi awal dan akhir bagi semuanya. 






Dua film yang saya ceritain diatas terkesan sangat depresif ya? Hehehehe. Tapi yang menarik adalah, darinya kita seperti sedang melihat cermin terhadap apa yang terjadi di sekitar kita, setiap hari, setiap saat. Kisah nyata kita, para perempuan di muka bumi. Yang kerap kali dibungkam, atau dipaksa bungkam, atau dibujuk untuk bungkam, ketika kita akan menyuarakan isi hati dan buah pikir. Tadi malem, saat jeda lagu pas siaran, saya membaca sebuah berita koran. Seperti Christine dan Alice, Li Ruiri, pun berniat mengatakan kebenaran dan minta keadilan terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Ribuan kilometer ia tempuh demi mengadu telah diperlakukan tidak layak oleh teman sekelas dan gurunya. Namun apa yang terjadi? Ia malah ditahan, dan diperkosa oleh sekelompok geng di tempatnya ditahan, Black Jail. Sebuah penjara tersembunyi yang letaknya bisa dimana saja. Di hotel murah, rumah tinggal milik negara yang sudah tidak dipakai lagi, rumah perawatan atau rumah sakit jiwa. Sebutkanlah semua tempat yang identik dengan kotor, jorok dan menyeramkan, disitulah black jail bisa dibuat. Black Jail bukan dalam film. Ia nyata, senyata yang dialami seorang mahasiswi bernama Xu Jian, yang ditahan di black jail karena ia memohon pemerintah mau membantunya agar dapat diterima kembali oleh universitas yang menskorsnya karena nilai jelek. Di penjara gelap ini ia diperkosa petugas keamanan. Entah berapa banyak sudah warga Tiongkok yang jadi penghuni black jail karena memperjuangkan keadilan. Adalah Hu Jintao yang kini seperti kebakaran jenggot karena justru pengakuan para mantan penghuni black jail ini muncul berbarengan dengan kedatangan Barack Obama ke Tiongkok, kamis lalu. Seperti tamparan buat negara bukan? Para pemimpin kita sepertinya harus dibikin kebakaran jenggot dulu untuk mulai bergerak, atau setidaknya, untuk mulai merasa malu.



Untuk semua yang membaca posting ini, terutama mereka yang selama ini masih berpikir bahwa perempuan adalah makhluk kelas dua, yang tidak pantas didengar, yang katanya lebih banyak bertindak berdasarkan hati sehingga menjadi tidak logis, please, lihatlah kami dengan adil. Kami pun manusia yang punya kebutuhan dan kehendak, Kami makhluk berdaya  maka itu kami bisa dijadikan mitra, cuma persepsi miskin penghargaan atas kami yang hampir selalu mengaburkan keberdayaan itu, kami butuh eksistensi dan punya eksistensi, dan berhak bersuara serta didengar. Kenapa tidak kita buat saja dunia yang indah karena sebuah sinergi yang pula indah.


Untuk para perempuan, my dear sisters, jangan pernah takut untuk bersuara, karena sebuah suara bisa mengubah hidup, bahkan sejarah.

Posting apa-apaan

Kamis, 12 November 2009

3 komentar
HAAAAAAAAAAAAAAI!!! giling! udah lama banget gak posting hihihih. Apa kabar semuanyaaa? yang di kanaaaan?! yang di kiriiiii?! (berasa konser dangdut ya mak?). Oh saya mengalami kemalasan akut untuk posting dan blogwalking. Entah karena jenuh pada dunia maya atau memang lagi males ajaaa. Semoga kabar temen-temen semuanya baik adanya. Ketika posting ini ditulis, ada dua bayi kucing tiba-tiba nyeruntul dari halaman depan rumah saya dan masuk rumah. Oh mereka sangat berisik. Semoga saja tidak pipis di karpet warnet. Suami saya pun dari tadi manyun, kata dia "kita udah punya 3 kucing, jangan adopsi lagi yaa". Oh tapi dua bayi ini sangat lucuuuu. Tidak tega membuang mereka dari rumah hihihihihihihi. Eeeeh jangan gigitin kabeeeeel! Eh sorry, saya sedang ngomong sama dua makhluk kecil ini, bukan sama anda. Saya yakin anda gak suka gigitin kabel kan? Eeeeh kok pindah kabeeeel?! Okeee sekarang mereka sedang bergulat deket CPU. Oh ya tuhan, kuatkanlah hatiku untuk tidak mengadopsi anak lagiiiiiii *tangan menengadah ke langit*. Ah postingan ini sungguh apa-apaan. Ya yaa ini karena saya bingung mau nulis apa, tapi pengen nuliiiis. Ya sudah, saya pergi dulu yaaa. Sepertinya dua bayi kecil yang lucu dan imut ini butuh susu. Tataaaah

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates