Dear Dan

Minggu, 28 Maret 2010

10 komentar
Dear Dan,

Aku mengenalmu bertahun-tahun lalu melalui sebuah suara dari compo tua yang sudah hidup segan mati tak mau

Ketika itu aku masih kecil, tapi tidak ingusan

Aku jatuh cinta pada pendengaran pertama. Ya, tentu karena aku belum melihatmu waktu itu. Jika aku sambil melihatmu, redaksionalnya tentulah menjadi jatuh cinta pada pandangan pertama

Aku belum tahu itu kamu, tapi suara itu membiusku. Seperti kau sedang bilang langsung padaku, aku membuat hidupmu lebih berwarna. 

Berlebihan ya? Namanya juga anak kecil penuh imajinasi

Kamu tahu? Banyak yang mengejek kesukaanku padamu. Mereka bilang seleraku terlalu tua untuk anak seumurku. Ada juga yang bilang aku norak. Tapi aku tak peduli. Kau memang enak didengar, maka itu aku suka

Suara unikmu yang keluar dengan sederhana, begitu ringan, membuatku pun merasa ringan

Beberapa tahun berlalu. Aku rindu pada semua lagumu

Di sebuah kawasan tempat kaset-kaset tua dijajakan, aku mencarimu

Lumayan sulit menemukanmu. Setelah tawar menawar dengan penjual kaset, ya tentu saja karena secinta apapun aku padamu, tetap saja aku termasuk golongan OGI-Ogah Rugi, akhirnya kaset itu berhasil kudapatkan.

Oh, kau dengan rambut kribo ala Ahmad Albar, dan dengan atasan you can see everything in my ketek, berpose di cover kaset itu. 

Itu pastilah awal karirmu, karena kau masih terlihat sangat muda dan polos, malah cenderung culun

Dear Dan, untung teknologi sekarang sudah canggih, sehingga semua lagu di kasetmu bisa ditransfer menjadi audio file, jadi aku bisa membawamu kemana ku pergi

Dan ketika hari ini aku membaca sebuah artikel mengenai konsermu baru-baru ini di kota kelahiranku

Aku klik kembali sebuah audio file bernama “Don’t sleep away this night”. 

Tahukah kamu? Saat ini diluar hujan deras, tapi mendengar suaramu, membuat sekitarku terasa hangat


LOVE
Me


Indehoy di bojong rangkong

Sabtu, 27 Maret 2010

7 komentar

Stasiun Bandung Tempo Dulu

foto diambil dari sini

Hari ini, sejak pulang siaran jam 12, kerjaan saya Cuma browsing segala macem tentang Bandung, terutama soal makanan. Ya! Saya sedang kangen berat sama Bandung. Kota yang katanya bakalan membuat kangen siapapun yang pernah singgah kesana. Kalo pesinggah aja kangen, apalagi yang lahir disana macam saya ini. Buat penghuni Bandung yang hobinya nyusur jalan, pasti setuju sama saya kalo Bandung punya banyak sekali spot menarik. Mulai dari spot kreatifitas, spot belanja, spot kuliner, spot seni, dan lain-lain. Salah satu yang sangat saya kangenin berat dari Bandung adalah spot kreatifnya. 


Saya kangen menyusuri jalan dago di malam minggu dan ngeliatin anak-anak SMA yang pada ngamen keroyokan sambil menggunakan segala macem atribut dan dengan hebohnya nyetopin mobil-mobil yang lewat dan gak akan minggir sampe dikasih hahahahaha (Saya pun melakukan itu waktu jamannya nyari dana buat bazaar sekolah). Saya kangen pada anak-anak punk yang suka pada ngumpul di belakang BIP Mall, lengkap dengan aksesoris so called punk itu. Saya juga rindu berat pada komunitas sepeda onthel, atau komunitas teater jalanan yang pada hari-hari tertentu menggelar lapak di jalan dago lalu mementaskan sesuatu disitu. Pemandangan yang belum pernah saya temui di kota-kota lain yang pernah saya singgahi. 

Saya juga kangen sekali dengan jalan kaki sepanjang dago sambil menenteng kamera dan jepret sana sini dan bernaung dibawah pepohonan besar yang menyejukkan itu.  Dulu ketika masih di bandung, saya sering sekali jalan kaki sendirian ke tempat-tempat yang bukan mall. Terutama taman. Bandung punya beberapa taman yang dibangun oleh Belanda. Gak heran, karena Bandung memang dirancang menjadi tuinstad alias kota taman dengan sangat dipengaruhi oleh Renaissance Landscape. Lanskap kota dibuat sedemikian rupa hingga mendekati rancangan kota-kota di Eropa di jaman itu. Untungnya kita  masih bisa melihat sisa keindahannya sampai sekarang. Yuuk kita JJT (Jalan-Jalan Taman)


Taman Ganesha 

Pertama, kita ke Taman Ganesha yang berada didepan ITB. Uniknya, di bagian depan taman kita bisa berdiri di tembok setengah lingkaran yang memiliki beberapa plat penunjuk gunung-gunung yang mengelilingi kota Bandung. Oh di taman ganesha ini juga setiap hari minggu, ada teman-teman BICONS yang melakukan Bird Watching karena kawasan ini juga menjadi salah satu kawasan dilindungi untuk burung. Jadi ati-ati aja kalo jalan kaki di sekitaran ganesha hehehehe. Kalo lagi apes, yaaa bisa aja kita dapet hadiah dari langit.


Taman Balaikota

Sekarang kita ke taman yang lain yaitu taman Balaikota. Letaknya deket banget dari rumah saya. Pada gak tau kan rumah saya? *YA EYALAH POOOP* Taman ini cukup luas dan sangat adem karena rimbun beneer. Di tengah taman ada pohon beringin besaaar atau entah pohon apa lah itu yang dilihat dari diameternya pastilah ia sudah hidup puluhan tahun. Mungkin telah menjadi saksi puluhan percintaan anak manusia termasuk para none belande yang indehoy di taman ini dahulu kala. Saya pun pernah indehoy disini jaman pacaran sama suami, dengan diiringi lagu “sepanjang jalan kenangan”, kami bergandeng tangan sambil sesekali tengok belakang siapa tau itu orang gila di belakang kita berlari mendekat. Beberapa puluh meter dari pohon ini ada patung Badak putih yang konon banyak terdapat di Bandung tempo dulu. Gak jauh dari si badak putih ini ada sebuah gazebo tua yang kondisinya masih bagus sampe sekarang. Konon, pada jaman Belanda, gazebo ini menjadi tempat manggungnya orkes mini yang terdiri dari  biola, akordeon dan bas betot, ditontoni para menir sambil menikmati santai sore mereka. Sedap bener jadi belande waktu itu. 


Taman Maluku

Masih di kawasan jalan bernama pulau-pulau di Indonesia, kita ke taman Maluku. Walaupun lebih terkenal sebagai tempat mangkal para wadam, taman Maluku ini salah satu taman terindah dulunya. Saya pun suka banget nongkrong disini karena adem. Ada sebuah patung yang diambil dari sosok Pastor Verbraak. Patung yang terbuat dari perunggu ini merupakan salah satu dari sedikit peninggalan jaman belanda yang masih bisa kita lihat dengan utuh sampai sekarang. Ada sebuah urband legend tentang patung ini. Katanya kalo malem, si pastur suka nenteng-nenteng kepalanya kemana-mana. Phew! Wae lah! Di seberang taman ini ada gedung peninggalan Belanda  tapi sekarang digunakan oleh ABRI. Ada tiga patung laki-laki telanjang yang terlihat menyangga gedung utama. Jaman orde baru, penis ketiga patung ini dipakein tutup hahahaha! Dengan alasan pornoaksi. Setelah reformasi, tutup pun dibuka dan penis sang patung bisa bernapas dengan legaa. Masih ada beberapa taman asoy lagi di bandung seperti taman Jubileum atau Kebun Binatang, taman manula, dll, tapi kayaknya ini posting bakal kepanjangan kalo saya tulis semua, jadi sambung laen kali aja ya boowww karena mata saya udah siwer ngeliatin monitor seharian. Yu yaaa



Semua foto taman diambil dari sini

Tolong menolong my asss

Jumat, 19 Maret 2010

6 komentar

Sauyunan. Sebuah kata yang tentunya asing bagi orang yang tidak berasal dari tanah priangan. Menurut Sastrawan sunda Wahyu Wibisana, sauyunan itu terdiri atas dua suku kata, sa artinya satu dan uyun yang berarti langkah. Jika disatukan, sauyunan berarti bersatu saat melangkah. Dalam arti lain, kata ini juga bermakna kebersamaan yang dipenuhi oleh suasana yang menyenangkan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Jika mau disederhanakan lagi, sauyunan juga berarti tolong menolong. 


Tentunya bukan cuma budaya Sunda saja yang punya prinsip seperti ini. Dalam komunitas minang pun ada yang disebut dengan masyarakat Nan Sakato. Ada empat unsur dalam corak masyarakat Idaman adat minang ini. Yaitu Sekata-sependapat-mufakat. Didalamnya ada pula ajaran untuk menjunjung kebersamaan, seiya sekata dan tolong menolong. Dan tentunya, semua unsur kebersamaan ini dilakukan dengan SUKA RELA. Kenapa saya tulis dengan huruf besar itu kata suka rela? gini, saya mulai cerita yaa *tsaah*. 


Kemarin mertua saya bilang "tetangga depan mau ngawinin anaknya bentar lagi, itu udah banyak kelapa didepan rumahnya dan ibu masih hutang 50 telur". Haa? apa maksudnya tuh? Oooh ternyataaa di sebuah  kawasan di kota kecil nan sejuk bernama Bondowoso ini, tolong menolong itu jadinya wajib a.k jadi hutang a.k yang kalo gak dibayar bayar maka akan mendapatkan sanksi sosial diomongin sama orang sekampong. Dulu mertua saya pernah bikin hajatan, dan kebiasaan disini, setiap yang  hajatan itu pasti mendapatkan "bantuan" dari orang sekitar berupa apapun. Bisa beras sekian kilo, atau gula, bisa juga telur, atau apapun lah bahan-bahan yang bisa dimasak untuk sajian hajatan. Tapi bantuan ini bukan sekedar bantuan. Nanti-nanti kalo si empu yang memberi bantuan ini bikin hajatan pula, yang dulu pernah diberi sama dia pun harus memberikan  bantuan yang sama. Seperti hutang kan? dan ternyata ini DICATAT! dan diingat seumur hidup. Ya olooo! jadi dimana letak sukarelanya? Naah tetangga yang akan mengawinkan anaknya itu dulu ngasih mertua saya 50 butir telur, it means, mertua saya pun harus mengembalikan 50 butir telur itu ketika dia hajatan nanti. 

Sounds fair siih, tapi  kalo misalnya yang diberi bantuan itu orang yang gak mampu, gimana? dan suatu saat dia harus mengembalikan bantuan yang pernah didapatnya dengan kuantitas yang sama, (karena si pemberi bantuan menaruh harapan besar atau lebih tepatnya PIUTANG  bahwa dia akan mendapatkan yang sama ketika nanti dia hajatan jadi sekalian aja dia kasih  bantuan yang banyak) tentu dengan memaksakan kemampuannya, hmmm rada memberatkan juga gak sih? dan jika merujuk pada prinsip gotong royong dengan tag line SUKA RELA dalam huruf besar, sepertinya budaya di tempat tinggal mertua saya ini tidak fair pada masyarakatnya dan ini pun membuat anggota masyarakatnya jadi ikutan tidak fair pada sesamanya. Mana pake sanksi sosial pula, sehingga masyarakatnya tidak diberikan pilihan. Eh ada deng pilihan, kalo emang kuat kuping dan tebel muka diomongin tetangga  sekampung bahkan sampai mendapat cibiran, ya monggo ae.

Meet the....

Rabu, 17 Maret 2010

7 komentar

Perkenalkan, anak-anak kami hihihih. Gimana hati saya gak meleleh cobaa ngeliat mereka. Mereka bukan saudara, tapi tidak terpisahkan. Mereka bertiga ini yang langsung kami cari begitu saya dan hubby masuk rumah. Gak liat mereka beberapa jam aja berasa ada yang ilang.

R.I.P
Komeng Gendut Prawiro (dasyat bener ya namanya)
Lincah, gendut, doyan banget susu. Dia ini yang jadi kakaknya dua kucing saya yang lebih kecil. Tiap mereka didatengin sama kucing tetangga yang kayaknya sih udah lama jadi jawara senior disini, dia pasti pasang badan didepan buat lindungin yang kecil
Meninggal dunia beberapa bulan lalu karena penyakit bawaan, dan setelah tiga hari dalam kesakitan, akhirnya dia meninggalkan kami. Dan ya, saya menangis tiga hari. Bahkan sampe kayak rada gila. Setiap pagi selama seminggu setelah dia meninggal, saya masih bikinin susu buat dia seperti saat dia masih idup. Saat sadar dia udah gak ada, saya nangis lagi. Makluum, naluri keibuan...
Ndut....semua tentangmu akan selalu ada di hati kami


  
Ini dia anak kedua kami. Saya pungut dia dari pasar dengan badan kurus, bulu jarang dan mata belekan. Tapi siapa sangka si Albino bermata biru ini tumbuh jadi kucing yang lucu. Doyan makan makanya badannya menggembung begitu. Senang makan pasir dan rumput. Matanya gak tahan sinar matahari makanya kalo keluar rumah siang-siang jalannya sambil merem hahaha. hobi tidur di meja tamu dan jadi idola para pengunjung warnet kami

huhauhauaha! diatas itu foto favorit saya. Ya oloo itu tampaaang, dongo banget!
Naaah ini dia niih anak ketiga kami. Paling bandel tapi juga paling cepet ngibrit kalo ada gangguan, seneng naek pohon, hiperaktif, kalo sudah lari keluar masuk rumah, semua ditabrak sama dia. Paling banyak makan tapi gak pernah bisa gemuk. Dipungut dari tengah jalan, pada sebuah malam jumat yang kelam, hiiii. Jangan-jangan ni kucing wadalnya jumat kliwon, makanya bandel. 



all photos taken by my hubby

Quick Update

Senin, 01 Maret 2010

12 komentar
- Tambur yang saya bawa makin gede aja! lucu! hihihi kalo diliat siluetnya persis kayak logo susu ibu hamil


- Si cuplis didalem perut lincah beneer. Muterrr mulu. Mungkin karena kebanyakan saya bawa jalan jadi dia pun seneng jalan didalem sana. Oh tendangannya pun kuat! apakah dia akan jadi pemain bola? atau jadi karateka? ah dia pasti jadi artiss hauhauahua *impian ibunya ini mah yang dulu gak kesampean*


- Mood swing saya masih berbahaya. Buat para lelaki yang "takjub" banget sama mood swing pasangannya pas PMS, tunggu sampe kalian jadi calon ayah, kalian pasti akan lebih takjub lagi. Kemaren itu saya janjian makan seafood sama suami. Pas saya ingetin agenda tersebut *tsaah* si suami bilang lagi pusing, jiaaah alamat gak jadi ini mah. Langsung mewek aja dong saya didepan komputer, sambil ngetik "huh! makan seafood di hari ulangtaunku aja gak dikasih! dan bla bla bla". eh sejam kemudian si suami bilang "hayu yang! katanya mau makan seafood". Yihhiiii! mata saya pun langsung berbinar *tak lupa ngelap ingus* hahahahaha


- Lagu-lagu dangdut itu emang....Ya salaaaam! Beberapa hari ini ada lagu baru di siaran saya. Ada Dewinta Bahar dengan demam facebook, Lolita-Sampai Puas, Nita Thalia yang Gak bisa Bobo, dan Putri Dewi dengan Panjang Besar. Kurang ajaib gimana coba judul-judulnya HAUHAUHAUHAUAHU!

- Panasnya jember bikin setengah sinting! *atau emang gini di semua tempat ya?*. Setiap hari berasa sauna deh. Kalo gak nongkrong didepan kipas angin, udah keriting kali ini otak. Bahkan ketika tidur pun kipas angin tetep nyala, dan ajaibnya, gak masuk angin!

- Baru tau kalo ternyata kucing-kucing saya doyan makan pasir. Ighhh kenapa yaaa? ada yang tau?


Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates