Dear Dan,
Aku mengenalmu bertahun-tahun lalu melalui sebuah suara dari compo tua yang sudah hidup segan mati tak mau
Aku mengenalmu bertahun-tahun lalu melalui sebuah suara dari compo tua yang sudah hidup segan mati tak mau
Ketika itu aku masih kecil, tapi tidak ingusan
Aku jatuh cinta pada pendengaran pertama. Ya, tentu karena aku belum melihatmu waktu itu. Jika aku sambil melihatmu, redaksionalnya tentulah menjadi jatuh cinta pada pandangan pertama
Aku belum tahu itu kamu, tapi suara itu membiusku. Seperti kau sedang bilang langsung padaku, aku membuat hidupmu lebih berwarna.
Berlebihan ya? Namanya juga anak kecil penuh imajinasi
Kamu tahu? Banyak yang mengejek kesukaanku padamu. Mereka bilang seleraku terlalu tua untuk anak seumurku. Ada juga yang bilang aku norak. Tapi aku tak peduli. Kau memang enak didengar, maka itu aku suka
Suara unikmu yang keluar dengan sederhana, begitu ringan, membuatku pun merasa ringan
Beberapa tahun berlalu. Aku rindu pada semua lagumu
Di sebuah kawasan tempat kaset-kaset tua dijajakan, aku mencarimu
Lumayan sulit menemukanmu. Setelah tawar menawar dengan penjual kaset, ya tentu saja karena secinta apapun aku padamu, tetap saja aku termasuk golongan OGI-Ogah Rugi, akhirnya kaset itu berhasil kudapatkan.
Oh, kau dengan rambut kribo ala Ahmad Albar, dan dengan atasan you can see everything in my ketek, berpose di cover kaset itu.
Itu pastilah awal karirmu, karena kau masih terlihat sangat muda dan polos, malah cenderung culun
Dear Dan, untung teknologi sekarang sudah canggih, sehingga semua lagu di kasetmu bisa ditransfer menjadi audio file, jadi aku bisa membawamu kemana ku pergi
Dan ketika hari ini aku membaca sebuah artikel mengenai konsermu baru-baru ini di kota kelahiranku
Aku klik kembali sebuah audio file bernama “Don’t sleep away this night”.
Tahukah kamu? Saat ini diluar hujan deras, tapi mendengar suaramu, membuat sekitarku terasa hangat
LOVE
Me