Selasa, 08 November 2011

0 komentar
cape...

Little Elektra

Rabu, 02 Februari 2011

8 komentar
Kata yang ngasih nama a.k bapaknya si kei, Keira itu artinya gadis cantik berambut panjang. Tentunya bapaknya ngasih nama ini dengan harapan anaknya bakal jadi anak perempuan anggun nan cantik memesona. 


Tapi dari hari ke hari, anaknya kok makin melenceng aja dari filosofi namanya hahahaah! rambut gak numbuh, tidur lasak, badan kekar, kelakuan kayak anak laki, dan minat sejatinya mulai keliatan jelas sejak dia umur 5 bulan. ELEKTRONIK. Si kei ini kalo dikasih liat laptop, dia sama sekali gak tertarik dengan apa yang ditampilkan di monitor, melainkan tertarik pada pemakaiannya. Kalo dikasih HP, langsung ngejar dan pencet sana sini. 


Ketika saya taruh dia didepan keyboard, dia akan dengan girang gembira mencetin itu tuts. Dan gak sekedar mukul-mukul, tapi mencet per tombolnya. Jadi yaa, teman-teman yang pernah chatting sama saya dan tiba-tiba muncul tulisan aneh, itulah dia si kei sedang ngetik. Kalo mau bikin anteng si Kei itu gampang, kasih aja kabel power, dia akan memainkan itu jadi lasso dan betah berlama-lama ngeliatin colokannya. Dengan melihat minat dan bakatnya ini, saya dan bapaknya sudah siap mental banget kalo seandainya dia milih jadi teknisi BTS atau tukang service elektronik hahahaha atau jadi juragan provider sekalian *amin*. 

Mari sini saya perkenalkan pada asisten baru suami saya..


Senin, 31 Januari 2011

0 komentar
Saya sedang kangen masa-masa pacaran. Kangen sama serba serbinya yang walopun corny tapi menyenangkan. Kangen dengan rasa gusar ketika gak bisa teteleponan setelah beberapa hari. Kangen dengan ungkapan-ungkapan sayang menyemenye yang gak sangka akan sangat saya rindukan di kemudian hari. Tapi terutama, kangen dengan rasa dicintai, dirindukan, dibutuhkan, dan mendengar seseorang mengatakan saya dicintai, dirindukan dan dibutuhkan.

Miss Manyun

Rabu, 19 Januari 2011

8 komentar
Keira lagi seneng manyun. Sebel manyun, kesel manyun, penasaran manyun, segala aja manyun






Karena kami bukan duyung

Sabtu, 15 Januari 2011

5 komentar
 


Dalam berita di Kompas kemarin, halaman 2 tentang rencana pembuatan kolam renang di gedung DPR yang baru....

Ketua DPR, Pak Mar mengatakan,
"Kalau jadi sarana olahraga berenang, bisa dimanfaatkan 1500 karyawan DPR dan keluarganya. Mereka juga perlu olahraga. Anggota DPR tidak perlu kolam renang, tapi karyawan DPR dan keluarganya perlu"

Sebenernya berenang di Waterboom lebih asik sih paaak

Pak Mar lagi,
"Membangun tempat penampungan air menjadi kolam renang tidak memerlukan biaya besar"

Wahai Pak Mar, sekarang, mari kita berhitung. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari sini, bahwa luas total bangunan calon gedung DPR yang baru berdasarkan kebutuhan 540 anggota dewan adalah 161.000 m persegi (36 lt), jadi bisa kita asumsikan bahwa rata-rata luas tiap lantai adalah 4472 m persegi. 

Katakanlah ada satu lantai yang akan dijadikan sarana - mengutip penggalan lirik lagu Keong Racun - HAPPY HAPPY, karena sarana hiburan yang Pak Mar inginkan ini bukan hanya kolam renang bukan? yaa misalnya dalam satu lantai itu ada Sarana Spa, pijat *semoga bukan plus plus ya pak?*, lalu kolam renang. Jika mengikuti standar nasional, maka kolam renang itu akan memiliki panjang 50 m, lebar 25 m dengan kedalaman 2 meter. Yang artinya luasnya adalah 1250 m persegi. Berdasarkan info ini, sampai tahun 2008, biaya pembuatan kolam renang per meter persegi adalah Rp 2.200.000.  Jika kita kalikan dengan tingkat inflasi selama 3 tahun yaa katakanlah harganya menjadi dua kali lipat, maka harga pembuatan per meter persegi kolam renang adalah Rp 4.400.000. Sehingga dapat kita totalkan bahwa biaya pembangunan kolam renang seluas 1250 m persegi adalah :

Rp 4.400.000 x 1250 = 5.500.000.000 (lima milyar lima ratus juta rupiah)

Biaya tersebut diluar biaya perawatan per bulan.

Lalu apakah diperhitungkan juga berapa kubik air bersih yang dibutuhkan untuk mengisi kolam renang tersebut?

Menurut kawan saya, Denny si Insinyur yang jago menulis romantis, air bersih yang dibutuhkan untuk mengisi kolam seluas 1250 m persegi adalah 2300 meterkubik. Mari berhitung lagi,

Harga per meter kubik air PAM di Jakarta Rp 7500 x 1250 = Rp 9.375.000 per setiap kali pengisian

Tahukah Pak Mar, berdasarkan info dari sini, masih ada 48.984 kolam renang yang kering tak terisi karena Jakarta mengalami defisit air bersih.  Jangankan untuk mengisi kolam renang, untuk kebutuhan konsumsi saja, Jakarta masih mengalami defisit air. Sampai tahun 2007, kapasitas produksi PAM Jaya mencapai 425 juta meter kubik, sedangkan kebutuhan rumah tangga untuk air bersih adalah 548 juta meter kubik, belum ditambah dengan perkantoran sekitar 30 % dari jumlah tersebut.  Jika dikalikan dengan prosentase angka pertambahan penduduk Jakarta sejak tahun 2007 - 2010, yaa Bapak bisa suruh Komisi IX dan V laah untuk menghitung ituuu. 

Nah, mengutip pernyataan bapak bahwa para anggota DPR tidak membutuhkan kolam renang, saya setuju pak, 100 % setuju! karena yang lebih anda sekalian butuhkan adalah Transplantasi Otak.

gambar dari sini

Gak tau mau ngasih judul apa

Rabu, 12 Januari 2011

9 komentar

Mau tau apa yang paling saya rindukan saat ini? waktu untuk sendiri. Istilah gaya nya mah Me Time. Dulu waktu masih single, saya sangat hobi ngapa-ngapain dan pergi kemanapun sendirian. Nonton Midnight, belanja groceries, ke pasar, motret, travelling bahkan makan kepiting pun sendirian (bayangkan seorang manusia bertubuh geda sibuk sendiri sama tang pemecah kepiting, lengkap dengan adegan cangkang yang mencelat ke meja sebelah). 

Saya kangen masa-masa itu. 

Saya rindu pada perasaan bebas melangkah kemana suka tanpa harus merasa bersalah pada apapun atau siapapun. 

Sekarang? setelah punya anak, Me time itu jadi sesuatu yang bener-bener mewah. Bukan karena waktunya yang gak ada, tapi bahkan diri saya pun seperti gak rela saya punya me time. Beberapa waktu lalu ceritanya saya lagi pengen makan Bento. Dengan tekad membara, melangkah lah kaki ini ke sebuah food court. Pergi dari kantor sih semangat, begitu nyampe di depan tempatnya, langsung ilfil. Pas ngeliat jam, oh itu sudah setengah satu lebih. Biasanya saya sudah dirumah jam segitu. Maen sama si kei, atau sekedar menemani dia nonton film telor loncat-loncat, acara kesukaannya.Saya langsung merasa bersalah. Terbayang muka dia yang cemberut jika saya pulang terlambat. Daaan selamat tinggal Bento Special. Saya balik badan dan pulang. Beginikah konsekuensi jadi orang tua? saya tau saya berhak atas me time setelah hampir seluruh waktu saya didekasikan untuk si kei, tapi kenapa masih merasa bersalaaaah?

gambar dari sini

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates