Betapa asumsi atau pemikiran yang salah bisa berujung pada sikap yang salah.
Bulik saya punya ponakan yang umurnya cuma seminggu lebih muda dari si kei. Beberapa waktu lalu bu lik bilang anak itu kena gejala tipes, yang penyebabnya karena infeksi perut. Hmm saya baru tau bahwa bayi bisa terkena gejala tipes. Bu lik saya sambil rada ngegrundel bilang kalo ini karena nenek dan orangtuanya ngasih makan bayi itu bakso sejak dia berumur 3 bulan. What the F***? PANTESAAAN! Saya gak ngerti apa yang ada di pikiran orangtua dan nenek bayi itu. Apakah mereka tahu bahwa memberikan asupan pada bayi yang tidak sesuai dengan fasenya adalah sesuatu yang merugikan sang bayi bahkan bisa membahayakan?
then again, saya jadi inget perkataan tante nya si hubby bahwa buat orang desa, melihat anaknya gemuk adalah sebuah kebanggaan. Gemuk a.k bertampang obesitas. Itu sangat berlawanan dengan apa yang berbagai literatur bilang bahwa bayi obesitas akan mengalami banyak gangguan perkembangan, bahkan yang lebih mengerikan lagi, mengalami kematian dini. Hiiiy! Dan sepertinya asumsi GEMUK adalah KEBANGGAAN pula yang mendasari orangtua dan nenek si bayi tadi ngasih bakso sejak si bayi berumur 3 bulan. Biar anaknya cepet gemuk!. Saya mendadak kasihan pada si bayi, karena dia diperlakukan seperti ayam broiler.
Ketika saya membawa si kei pertama kali ke desa mertua saya, beberapa saudara si hubby bilang "kok anaknya gak gemuk mbak?". Dengan entengnya saya menjawab "iya, tumbuh kan keatas, gak kesamping", Iklan bener ye cyiin. Nah, beberapa waktu yang lalu saya baru tahu bahwa orang-orang desa itu punya beberapa cara untuk membuat anaknya cepet gemuk. Diantaranya dengan mencampur susu formula si bayi dengan tepung beras. Kaget? sama. Kok segitunya banget yaa pengen anaknya gemuk. Cara lain yaitu dengan memberikan air tajin yang merupakan ampas dari tanakan nasi yang dimasak menggunakan dandang. Iyaa, AMPAS a.k SISA a.k SAMPAH. Atau bisa juga dengan menyuapi pisang sejak mereka berumur satu bulan. Pantesan ibu mertua saya kok gengges bener waktu si kei gak juga saya kasih makanan padat sebelum umur 6 bulan. Sejak si kei 3 bulan, dia selalu nanya "belum dikasih makan nduk?" atau "kalo bayi-bayi didesa sih sejak umur 2 bulan udah dikasih pisang nduk" atau lagi "nduk, anak-anak desa itu gendut-gendut, lucu". Kalo saya udah kesel pasti bilang "Iyaa, tapi si kei bukan anak desaaa" hahahaha.
Suatu kali dalam sebuah acara kenduri, semua keluarga dan tetangga mertua saya di desa pada ngumpul. Ada beberapa bayi dalam satu ruangan, udah persis Posyandu lah. Lalu saya tidurkan si kei di karpet, ee diikutin loo sama ibu-ibu laen. Daan ternyata si kei paling muda disitu tapi paling kekar,tinggi dan aktif hahaha. Yaa yaa, si kei emang turunannya begitu. Tinggi dari bapaknya, kekar dan aktif dari maknya ahahaha. Ada salah satu ibu yang bayinya baringan di sebelah si kei, ngajak saya ngobrol
"Anaknya ASI mbak?", dia tanya
"Gak full. Campur susu formula", seorang ibu muda cantik jelita menjawab
"udah dikasih makan?", e dia nanya lagi loo
"Belum, nanti setelah 6 bulan", jawab sang ibu muda manis rupawan
"Anak saya sih udah saya kasih pisang sama bubur nasi sejak umur 3 bulan,makanya gemuk"
"Ooo gituuu"
Tiba-tiba si ibu itu dengan nada rada tinggi bilang "eeeee!", ternyata si kei hampir ada diatas badan anaknya hahahah! mau dinaekin aja gitu tu anak. Sang bayi yang keliatannya obesitas pun tak bisa berbuat apa-apa selain bilang "ah, uh, ah". Dan si kei pun nyengir kuda sambil tengkurep dengan menengadahkan kepala. hahah! you go girl! *mak nya ketawa sombong sambil mengerling sinis pada sang mertua. Kata ibu-ibu yang lain...
"Anaknya gesit ya mbaa" *ibu muda cantik rupawan tersenyum angkuh seperti dona harun dalam sinetron Ratapan Mertua Durjana season 11
Sepertinya ibu-ibu didesa harus mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan bayi dan tumbuh kembang anak