huhuhuhuh

Minggu, 11 Oktober 2009

Dari sebuah warung, terdengar suara anak menangis. Tidak lama kemudian, seorang perempuan mulai berteriak dalam bahasa jawa. Lantang, kasar dan menusuk.


"Diem kamu! Mau saya pukul ha? Suruh siapa nangis?! diem kamu!"



Suara tangis anak itu makin keras



"Diem! (plak!). Kalo kamu gak mau lagi saya suruh-suruh, tak puntir kepalamu!!"





Astaghfirullah! Saya langsung bergidik ngeri membayangkan pribadi macam apa yang tumbuh dari cara didik seperti itu. Dan memori kolektif saya sontak kembali ke masa lalu, pada mama.


Hari itu hujan deras mengguyur bandung dari pagi hari, berlanjut sampai siang, saat anak-anak SD Pajajaran pulang sekolah. Senyum saya mengembang melihat hujan, tandanya saya akan pulang hujan-hujanan dan bisa maen di genangan dan kubangan lumpur. Kedua sepatu ditalikan lalu saya kalungkan di leher. Tak enak main hujan sambil pakai sepatu. Satu jam kemudian saya sampai dirumah, dengan warna seragam yang sudah berubah. Belepotan lumpur, akibat tadi berlagak jadi kudanil. Melihat saya yang sangat dekil, mama cuma senyum dan nyuruh saya mandi, lalu makan. Ia tidak marah sedikitpun.


Pada  hari kartini, semua anak perempuan wajib pake kebaya dan kain, saya pun pake, yang gak mau pake disuruh bikin karya tulis tentang kartini minimal 3 lembar folio, ih males doong. Mama tau saya tidak suka pakai kebaya dan kain. Sebelum memakaikan kain, mama nyuruh saya pake celana pendek, katanya "Kalo kamu susah jalan, angkat aja kainnya, jalan pake celana pendek lebih enak kan?". Saya pun tersenyum lebar. Mama pun tidak mengoleskan make up warna-warni di muka saya, "Kamu bakal kayak ondel-ondel kalo pake make up" katanya. Dibanding berusaha membuat saya jadi putri keraton sehari, mama memilih untuk tetap membuat saya nyaman.


Ketika di kelas 2 sd, saya menjadi korban pelecehan seksual dari guru saya, yang akhirnya membuat saya menjadi anak yang benar-benar berubah, saya cerita pada mama. Ia menangis dan memeluk saya. Saya tau ia merasa bersalah bertahun-tahun atas kejadian itu. Tapi ia tidak tahu, bahwa seberapa burukpun kejadian itu, saya bersyukur telah dibesarkan oleh seorang ibu yang melaksanakan tugasnya dengan amat sangat baik, karena saya bisa saja berakhir lebih buruk jika bukan karena didikannya. Bertahun-tahun kemudian, kejadian itu dan pola didik mama, justru membuat saya menjadi orang yang lebih baik. Saya terbentuk menjadi orang yang kuat, percaya diri dan punya kuasa atas diri sendiri.




Beranjak besar, saya sempet salah gaul. Waktu itu saya kelas 6 SD. Saya dan temen-temen maen ke toko buku, ada stationery lucu-lucu di salah satu rak (pada masa itu stationery lucu adalah hal paling happening dalam pergaulan anak SD). Temen saya ngajakin saya ngutil. Saya pun nurut. Beberapa penghapus mirip permen masuk saku saya. Di luar pintu toko buku, seorang satpam menarik tangan kami. Setelah diinterogasi di sebuah kantor, mama saya dipanggil. Sampai dirumah, mama cuma diam. Saya tau ia marah banget sampai tidak mau mengajak saya bicara. Ketika akhirnya ia mau bicara, ia cuma bilang "Kita memang orang miskin, tapi kita bukan orang jahat". Sejak itu saya tak mau lagi nakal. Tidak diajak bicara oleh mama rasanya menyakitkan.


Belasan tahun kemudian saya sudah dewasa, sudah pacaran, suka berdua-duaan pula, dan mama tau itu. Suatu hari, ia mengira saya hamil karena saya udah lama gak mens (padahal setelah di usg ternyata ini soal hormon apalah itu yang meningkat seiring meningkatnya kadar lemak di tubuh hehehehe). Pagi itu, dengan wajah segan tapi memohon, ia berkata "Unii, uni mau gak cobain ini?" kata mama sambil menyodorkan testpack. Antara kesal dan ingin tertawa saya dibuatnya. Yaa, mama adalah mama. Sama seperti orangtua lainnya yang khawatir anaknya hamil diluar nikah. Tapi yang saya takjub adalah sikapnya yang amat sangat tenang didepan toilet rumah, sebelum saya pake tastpack itu, "Kalo hasilnya positif kan kita bisa pikirin langkah selanjutnya ya ni? syukur-syukur sih negatif". Ketenangannya membuat saya tenang. Saya pun yakin, walau saya hamil diluar nikah, saya tau ia tidak akan menghakimi dan meninggalkan saya sendiri. Ya, ia tidak akan pernah meninggalkan saya sendiri.


Ketika saya memutuskan menikah, ia cuma menatap saya dan bilang "Uni yakin? kalo yakin mama pasti dukung kamu", padahal saya tau pasti bahwa mama ketika itu belum menyetujui pasangan pilihan saya. Dan ketika papa bilang ia tidak akan datang pada pernikahan saya, mama membesarkan hati saya dengan bilang "Biarkan papamu dan kekerasan hatinya, kita berdoa aja semoga ia melunak. Masih ada mama kok".


Ketika saya pamit pindah ke jawa timur, mama bilang "Uni, kalo gak betah disana, kamu pulang ke mama ya nak. Kalo mau cerita, cerita yaa, jangan disimpen sendiri"


Ah mama, tidak ada satupun cerita yang kutulis dengan tidak menangis sambil tersesak-sesak. Siang ini, sambil menikmati kastengel kiriman mama, syukurku jadi berlipat ganda, aku senang karena tuhan menitipkanku padamu"




Hei Ibu Widiastuti yang jago kentut, aku kangen berat!!













30 komentar:

denny mengatakan...

aih aih pop...
aku yg laki2 aja tersentuh bacanya...

kutebak sandra baca ini udah meraung2..

pulkam lah pop, sekali2
obat kangen...

Apisindica mengatakan...

popi darlenggg...lagi-lagi lo bikin gw berkaca-kaca. Sumpah tulisan ini bikin hati gw terenyuh...

soal lo kalo didandanin kayak ondel-ondel..hmm, karena gw pernah ketemu lo langsung kayaknya omongan nyokap lo ada benernya juga deh. huahahahaha

Pop, bulan 12 gw ulang tahun lagi (ya iya lah...). balik bandung donk, yuk ntar gw traktir makan seafood lagi. kangeeeeeen.....

capcaibakar mengatakan...

terharu.huhuhu... huhuhuhuhu..

btw..adegan pertama lokasinya di mana ya?

capcaibakar mengatakan...

eh..sebuah warug... hihi.. maksud hati bertanya..itu anaknya bukan..kog tega?

plainami mengatakan...

aaaaah ibu widiastuti yang ngecat rumah bareng2 popi puspita beberapa hari sebelum rumahnya kedatengan tamu segambreng.

fotonya di teras itu pula ya! hauhauha. pagar yang samaa. haaaah.

Galuh Riyadi mengatakan...

Ah Mbak Pop.... Bikin orang berkaca-kaca dikantor... :(
Jadi pengen pulang terus meluk mama.... Hehehe

Poppus mengatakan...

@ Kodok genit : iya den, sepertinya aku memang harus pulkot


@ Apisindica : ah ah jadi kangen nykap kan luuu. Soal ondel-ondel, siyaaal! huh! hahahaha, eh tapi beneran loo, hari itu gw melihat banyak sekali ondel-ondel di sekolah gw

@ Suci : lokasinya dideket rumahku mbak. Ihhh muka ibu itu sungguh memuakkan, dan ya itu anaknya

@ Mbok Darmi : Iya nyeeet!! itu ibu tuti yang ngecat rumah bareng gw hahahaha. Asoy ya nyokap gue


@ Galuh : hihihihi, ayo ayo peluk mamanya dan bilang kamu sayang banget sama dia

duniaira.blogspot mengatakan...

ibu dan aku seperti sahabat...kami selalu bersama, berdiskusi tentang apa sajaMulai kerjaan, politik bahkan cinta Sayangnya 9 maret lalu Tuhan lebih mencintai Ibuku....dan aku tak bisa lagi memeluknya Fuich...berbahagialah kau yang masih bisa memanggil nama seorang IBU....karena aku tak bisa

mei.benjamin mengatakan...

T_T,..
i miss my mom
-hug-

bandit™perantau mengatakan...

Tissue plis...


Terharu...


Akhh... jd gak sabar nunggu plg kampung...

Silly mengatakan...

Uniiiiiiiiiii, ceritanya bikin nangis. Jadi ingat mamaku, dulu cuma dia yang ngedukung pernikahan gue, sementara papa udah antipati duluan, karena tau nikah beda agama tuh gak bakal awet. Mamaku, seburuk apapun itu, selalu ada dibelakang gue, ngedukung semua keputusan (tolol) gue. Ahhh, tanggung jawab loe... Mamaku sekarang sedang cuci darah dan kanker stadium 4, sudah menjalar ke kelenjar getah beningnya. Only miracle that make her stay, up till now...

*nangis sesegukan inget mama* :(

Ah, tapi emang ya pop... kalo kita ingat ibu kita, gak ada yang gak bikin kita gak netesin air mata yah.

Teriring doa untuk mamamu dear. *hugs*

misskepik mengatakan...

mbak, kamu membuatku ditatap sedemikian rupa oleh OB kantor karena baca ini sambil mewek. nangis aja gitu sendiri. ihhh, aku malu *dan aku iri padamu *mewek lagiii

Arman mengatakan...

haduhhh... jadi inget nyokap...
how I miss my mom terribly...

nice sharing, though...

salam kenal ya!

Cynical Girl mengatakan...

so touchy...nice story

pipi bulet dan dunianya mengatakan...

ibu adalah segalanya...apalagi krn dr dulu sampai sekarang orangtua yang saya punya hanya beliau. buat saya mama adalah partner berantem terbaik sekaligus seorang perempuan yang terkuat yg pernah saya temuin...give our best regards for all moms in d world

Grey_S mengatakan...

Hikss hikss, jadi inget mami juga... sepertinya dia yang paling bisa menerima kondisi gw, sebagaimana pun buruk dan nakalnya gw...

Enno mengatakan...

ah jadi pengen nangis pagi2 gini...
hiks...

inget obrolan kita ttg menjadi ibu, pop?
kita janji bakal jadi ibu yg baik...

gue doain loe selalu

:)

Poppus mengatakan...

@ duniaira : my deepest condolences to you. Ya, saya memang harus bahagia. Selain ibu saya masih ada, beliau pun ibu yang sangat bisa dibanggakan

@ Mei : Telepon si mamiiih telepoooon. Mei, ngarasa dosa da sok baong nya? hahahah


@ Bandit : ah aku juga pengen pulang kota

@ Silly : Peluk silly. Tuh kan ya bok, segalak-galaknya nyokap, dia pasti akan selalu jadi orang yang ngedukung kita at any time. Salam hangat gw untuk nyokap ya sil. God bless her

@ Misskepik : oh kasian sekali si OB melihatmu berlinang linang. Pasti mengerikan hahahaha. Eeeh kok iriii?

@ Arman : Hai arman! kamu tinggal jauh dari nyokap yaaaa. Yang penting jangan putus komunikasi ya

@ Cynical Girl : Thanks :), and welcome to my crib heheheh

@ Me with all my own : Yes, buat kita yang beruntung, ibu adalah partner in crime terbaik kaan yaa


@ Grey S : Hai grey! Bener! cuma ibu yang bisa nerima kondisi anaknya apa adanya

@ Enno : Peluk ennoooo. Iya no, gw inget banget pembicaraan itu. Kita berusaha sama-sama ya bok! cayyooo!

denny mengatakan...

pop templatenya bagus, tagline nya lebih cerah, :P

pelangi anak mengatakan...

Keren kisahnya Mbak, ibu memang selalu luar biasa untuk anak-anaknya.

Saya juga punya pengalaman luar biasa dengan mama saya, dia terlalu protektif selama ini, bahkan setelah menikahpun beliau masih sering menyangsikan peran suamiku dalam melindungiku... he..he..he..aneh khan. Dulu saya sempat jengkel juga, akan tetapi setelah menikah, setelah berdiskusi dengan suamiku tentang hal tersebut, baru ketemukan hikmah luar biasa dibalik itu semua (tapi maaf hikmah-nya tak bisa saya sampaikan di sini). Dan suamiku sering memuji-muji peran mamahku itu. Saya pun akhirnya mengakuinya.

Okey, trims for the nice sharing!

menjadimanusia mengatakan...

Rindu ya, Pop? Pulanglah sebentaran... tengokin mamahmu, pasti dia senang...

denny mengatakan...

pop,
kenapa link ku
jadi denny kodok genit??

*kau ini matiin pasaran aja bah, hahaha

Pilosopi Bodoh mengatakan...

Ohoo...
Manusia selalu belajar dari hidupnya (Seharusnya), dari kesalahan" yg dibuatnya....

Hanya saja, ada banyak hal dalam hidup ini tidak bisa dibuat salah...

adhi mengatakan...

wahhh

saya jadi terenyuh..uhh uhh..

mbak popi punya mama yang hebat ya..

punya mama yang berjiwa besar gitu jarang ada...

Ksatrio Wojo Ireng mengatakan...

Ya, nampaknya pendidikan displin anak jaman dulu, termasuk yang pernah berlaku pada si kampret ini kurang lebih sama dengan cerita di posting ini, ada baik dan juga buruknya perlakuan seperti itu bila tidak di imbangi curahan kasihs ayang untuk menambal luka dari kekerasan..

Istilah "carrots and sticks" harus ada keseimbangannya.. nggak baik selalu dapet "sticks" tanpa ada "reward" bila melakukan perbaikan atau achievements..

Kusir pun kalau senantiasa memecut terus si pantat kuda itu akan satu saat dan pasti ditendang oleh si kuda karena sudah terlalu banyak memecut, atau malah si kuda akan emoh terus berjalan..

Lepas baca artikel ini, langsung buru2 SMS si krucil itu, meski udah pada tidur mungkin besok pagi mereka akan tersenyum mengetahui bahwa ayah mereka kangen sekali akan dirinya.. :D

Salam hangat dari afrika barat!

Gendhis mengatakan...

Udah lama gak maen kesini, sekalinya maen dibikin nangis sesenggukan...

Mba, mamanya juga kangen tuh ama Mba Popop...

Deacy mengatakan...

wonderful mom...........
jadi teringat mama saya.. T_T

Alil mengatakan...

bagus banget cerita tentang mama mu...
she raised you in a very good way...

salam doa kebahagiaan untuk mama mu...

ikaaancantiiik mengatakan...

huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~~~~
kangeen ibuu!!
mbaaak suksees niih bikin diriikuwh mengeeraaang *lho

berlinang mpee banjiir~~~

ikaaancantiiik mengatakan...

huaaa...mbaaak saya jadii pengeen pulaaang!!
pengeen peluk'' ibuu!!!
pastii ibuu kgn bgd yaaah,,pastii ibuu juga lagi cengoo sndirian dirumaaah,,secara anak''nya padaaa merantoow...
uhuuuu...
berlinaaang!!!

Posting Komentar

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates