Karena kami bukan duyung

Sabtu, 15 Januari 2011

 


Dalam berita di Kompas kemarin, halaman 2 tentang rencana pembuatan kolam renang di gedung DPR yang baru....

Ketua DPR, Pak Mar mengatakan,
"Kalau jadi sarana olahraga berenang, bisa dimanfaatkan 1500 karyawan DPR dan keluarganya. Mereka juga perlu olahraga. Anggota DPR tidak perlu kolam renang, tapi karyawan DPR dan keluarganya perlu"

Sebenernya berenang di Waterboom lebih asik sih paaak

Pak Mar lagi,
"Membangun tempat penampungan air menjadi kolam renang tidak memerlukan biaya besar"

Wahai Pak Mar, sekarang, mari kita berhitung. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari sini, bahwa luas total bangunan calon gedung DPR yang baru berdasarkan kebutuhan 540 anggota dewan adalah 161.000 m persegi (36 lt), jadi bisa kita asumsikan bahwa rata-rata luas tiap lantai adalah 4472 m persegi. 

Katakanlah ada satu lantai yang akan dijadikan sarana - mengutip penggalan lirik lagu Keong Racun - HAPPY HAPPY, karena sarana hiburan yang Pak Mar inginkan ini bukan hanya kolam renang bukan? yaa misalnya dalam satu lantai itu ada Sarana Spa, pijat *semoga bukan plus plus ya pak?*, lalu kolam renang. Jika mengikuti standar nasional, maka kolam renang itu akan memiliki panjang 50 m, lebar 25 m dengan kedalaman 2 meter. Yang artinya luasnya adalah 1250 m persegi. Berdasarkan info ini, sampai tahun 2008, biaya pembuatan kolam renang per meter persegi adalah Rp 2.200.000.  Jika kita kalikan dengan tingkat inflasi selama 3 tahun yaa katakanlah harganya menjadi dua kali lipat, maka harga pembuatan per meter persegi kolam renang adalah Rp 4.400.000. Sehingga dapat kita totalkan bahwa biaya pembangunan kolam renang seluas 1250 m persegi adalah :

Rp 4.400.000 x 1250 = 5.500.000.000 (lima milyar lima ratus juta rupiah)

Biaya tersebut diluar biaya perawatan per bulan.

Lalu apakah diperhitungkan juga berapa kubik air bersih yang dibutuhkan untuk mengisi kolam renang tersebut?

Menurut kawan saya, Denny si Insinyur yang jago menulis romantis, air bersih yang dibutuhkan untuk mengisi kolam seluas 1250 m persegi adalah 2300 meterkubik. Mari berhitung lagi,

Harga per meter kubik air PAM di Jakarta Rp 7500 x 1250 = Rp 9.375.000 per setiap kali pengisian

Tahukah Pak Mar, berdasarkan info dari sini, masih ada 48.984 kolam renang yang kering tak terisi karena Jakarta mengalami defisit air bersih.  Jangankan untuk mengisi kolam renang, untuk kebutuhan konsumsi saja, Jakarta masih mengalami defisit air. Sampai tahun 2007, kapasitas produksi PAM Jaya mencapai 425 juta meter kubik, sedangkan kebutuhan rumah tangga untuk air bersih adalah 548 juta meter kubik, belum ditambah dengan perkantoran sekitar 30 % dari jumlah tersebut.  Jika dikalikan dengan prosentase angka pertambahan penduduk Jakarta sejak tahun 2007 - 2010, yaa Bapak bisa suruh Komisi IX dan V laah untuk menghitung ituuu. 

Nah, mengutip pernyataan bapak bahwa para anggota DPR tidak membutuhkan kolam renang, saya setuju pak, 100 % setuju! karena yang lebih anda sekalian butuhkan adalah Transplantasi Otak.

gambar dari sini

5 komentar:

Enno mengatakan...

sumpah! lo menuliskan tepat bgt yg ada di otak gue...
klo gw msh editor politik di majalah kyk kemaren, gw akan nulis begini juga...

gila yaaa... penampungan aer katanya! woy pak, lo kira kagak pake dibersihin dan diisi ulang! emangnye penampungan aer comberan!

sementara di jakarta utara aja aer bersih kudu beli, kunyuk!
bikin org pengen ngamuk!

sekian dan terima kasih.

:D

Arman mengatakan...

muantep bener tulisan lu ini....
dengan kata pamungkas di akhir paragraf kalo dpr perlu transplantasi otak itu bener2 jadi konklusi yang sempurna! hahaha.

btw, kalo sampe bikin kolam renang, gak perlu pusing ama persediaan air kok sebenernya... kolam renangnya diisi air banjir aja.... sip kan? :P

gogo caroselle mengatakan...

bagus banget pop,
setuju dari awal sampe akhir...
niat bgt sampe bikin perhitungan matematisnya...
semoga ini bisa sampe ke telinga wakil rakyat ya makpop...
:)

denny mengatakan...

....

ternyata
dia mau bikin kolam di DPR
...

gitu smsnya nanya mau bikin kolam di rumah.
iyalah
rumah rakyat,
katanya ...
*siul2..

capcaibakar mengatakan...

Gemes ya Mbak lihat pemerintah kita. Ga punya hati semua. Otaknya ada sih.. kalau ga gimana caranya bisa licik gitu

Posting Komentar

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates