Roro Jongrang mencari jodoh

Minggu, 12 April 2009

"Gw gak nyangka lu bakal nikah, gw kira lu bakal kayak....(menyebut nama seorang teman kami yang feminis)"


Hehehe, geli juga membaca kalimat diatas ketika saya chat dengan mantan teman kantor yang dulu sangat dekat dengan saya, dan tau benar bahwa meskipun cara pandang saya banyak mengacu pada feminisme humanis, tapi gak seradikal itu sampe saya gak mau menikah. Bukan cuma dia yang agak kaget dengan keputusan saya menikah, beberapa teman pun begitu. Ada yang bilang "masa feminis nikah?" hahahahahaah! siapa yang bilang feminis itu gak boleh nikah? Sepertinya menikah itu dianggap sebagai pengkhianatan pada ideologi feminisme hehehe. Lagipula saya bukan feminis aaah, terlalu gimannaaa gitu kalo saya melabeli diri sendiri dengan itu. Iya memang dalam perkembangannya, ada yang disebut feminis radikal, yang root pemikirannya adalah bahwa sumber dari segala kekerasan terhadap perempuan adalah laki-laki. Maka jika tidak ingin kekerasan ada di muka bumi, enyahkan saja laki-laki. Ekstrimnya begituuu. Padahal kekerasan itu bukan hanya dilakukan oleh laki-laki :). Lalu kemudian teman-teman feminis radikal inilah yang dilihat sebagai corak umum dan aliran utama feminisme. Banyak dari teman-teman ini yang kemudian memilih menjadi lesbian by any cause of course, atau tidak menikah saja. Saya, tidak memilih itu. Dari yang saya pahami melalui studi feminisme, bahwa harmonisasilah yang dikehendaki oleh feminisme. saya dibesarkan di lingkungan yang tidak memperlihatkan keindahan relasi perempuan dan laki-laki, bahkan saya punya banyak sekali alasan yang bisa membuat saya benci laki-laki, atau menjadi lesbian saja.


Tapi kemudian saya bertumbuh, dan mencari, serta berpikir, bahwa saya tidak ingin menjadi blue print sebuah sistem yang membesarkan orang-orang di sekitar saya menjadi orang yang timpang bersikap. Tuhan tidak gegabah. Dia juga baik hati dan penuh perhitungan. Ia tidak menciptakan apapun untuk jadi sia-sia atau disia-siakan. Pun dalam berbagai teologi agama tidak pernah dikatakan bahwa harus ada ketimpangan, agar menjaga dunia relasi manusia tetap harmonis. Hanya ada keselarasan. Itu saja. Maka ketika saya menemukan partner yang saya anggap dapat selaras dengan saya, pencarian saya berakhir. Cieee pencariaan, kayak sayembara jodoh aja pop ah. Iya, saya pernah berpacaran dengan beberapa tipe orang dan pada akhirnya saya meninggalkan mereka karena mereka tidak melihat saya sebagai manusia berdaya, yang punya kehendak, punya pikiran, punya kemampuan untuk mewujudkan apa yang saya ingin, dan saya tidak ingin bergantung. Sementara mereka berpikir bahwa perempuan memang semestinya bergantung pada mereka, menunggu mereka putuskan apa yang baik untuk saya, lalu mendikte apapun yang harus saya lakukan untuk membuat diri saya tetap menjadi "milik" mereka. Dari sini saya berpikir bahwa keselarasan itu tidak mungkin kami rintis. Lalu ketika saya sedang menikmati kesendirian, saya bertemu sama suami saya dan kemungkinan relasi yang selaras itu tergambar jelas. Tipe orang seperti itu yang saya cari. Yang akan melengkapi hidup saya dan saya akan melengkapi hidupnya. Hanya tuhan, saya dan suami yang tau bagaimana sulitnya bisa sampai sini. Darah dan air mata kami tumpahkan *halaaah lebay lo ah!*. Saya rasa memang ada saatnya seseorang menghentikan pencariannya, ketika ia sudah menemukan. Ya eyalah pooop! jadi untuk yang ingin selalu mencari, semangat!!! kalo keabisan ongkos, jadi tukang cuci piring aja, atau jadi waitress! hihih, ngomong apa sih guwe.

6 komentar:

okke mengatakan...

hahaha...
ini pernah gw posting di multiply. Gara-gara ada seseorang yang nanya "Mbak ga nikah, karena mbak feminis?"

hah!

Gw, feminis? Nggak, gw hanya manis.

*Sialan lu ngeduluin, padahal mau gw tulis di lajangdanmenikah.*

Enno mengatakan...

ya ampun....
kayaknya bentar lagi ada yg nuduh gue juga feminis krn belom merid juga...

kekekek...

nice posting pop ^^

-maynot- mengatakan...

Aseeek... berarti gw aman. Nggak bakal dituduh feminis krn gw udah nikah :lol:

sintingmaut mengatakan...

dan apakah artinya gw sedang berjalan menuju feminisme? hahahahaha.... *pentung*

menjadimanusia mengatakan...

Sin-mau... Lo feminis jadi-jadian... hahahaha

Btw... Pop, I really love your writings particularly this one... memang mencari yang selaras itu penting... yang jadi teman hidup elo... yang jadi orang yang menarik dan mendorong... yang ditarik dan didorong... yang timbal balik memperlakukan elo seperti dia memperlakukan dirinya dan juga mau elo perlakukan kembali seperti elo memperlakukan diri elo... gosh... CONGRATULATION, mbak... wish you a lovely life as those in the fairy tale comes true...

natazya mengatakan...

hahahahahah

dengan setaitainya hubungan laki dan perempuan yang ada disekeliling gw, keinginan terbesar gw tetep aja pengen menikah dan berkeluarga...

sinting? kali :p

atao mungkin gw cuma romantis

*cuicuicuih

Posting Komentar

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates