Malin kundang mengutuk

Senin, 08 Desember 2008

Dear You...


Kita tidak pernah punya waktu untuk saling mengenal ya, padahal aku sangat ingin mengenalmu dan sangat ingin kamu mengenalku.
Aku tidak seperti yang kamu kira
Diantara sekian banyak peristiwa dimana aku sangat-sangat membutuhkanmu, kamu tidak ada, menyebabkan aku jadi apatis
Maaf pernah membuatmu malu karena aku bilang yang sejujurnya tentang kamu, didepan keluargamu, yang begitu mengagungkan dirimu.
Well, harus kukatakan apa lagi? Mereka bertanya, aku menjawab. Salahkah?
Jika kamu harap aku berbohong dan mengatakan hal yang ingin mereka dengar, maka tidak sedikitpun kau dan mereka akan mendapatkan mau kalian
Bukan urusanku, jika topengmu terbuka karenaku
Kamu tau, sebetulnya aku sedih atas semua penggalan sejarah hidup kita yang harusnya bisa terukir baik
Maaf aku menentangmu, tapi tidak ada satupun hal baik tentangmu yang bisa membuatku nurut padamu.
Ya, aku telah tumbuh menjadi pemberontak.
Kamu tau kenapa? oh kamu tidak tahu? tentu saja, karena kamu tidak pernah ada dihidupku
Mau tau jawabannya? karena kerasnya hidup telah membentukku.
Tahukah kamu saat-saat itu?
oh, kamu tidak tahu? baguslah, kalaupun tau aku yakin kamu tidak akan berbuat apapun
Kamu tahu, aku begitu marah padamu. Bahwa kamu menyakitiku dan adik, ya, aku marah karena itu. Tapi aku lebih marah padamu karena kau menyakiti mama
Malam itu, ketika mama menceritakan sesuatu yang dia simpan bertahun-tahun, tentang kamu dan semua ulahmu, sumpah, aku ingin menyayat sekujur badanmu, kemudian menaburkan garam dilukamu, lalu kutetesi jeruk nipis.
Aku marah melihat mama menangis, padahal selama ini dia tidak pernah menangis. Aku benci padamu melihat perempuan kuat itu sampai sesak napas menahan tangis
Kuharap saat itu kau telah mati, kemudian malaikat membawamu berkeliling melihat orang-orang yang disakiti olehmu, kau melihat mama menangis, lalu kau menangis menyesali semuanya dan berharap kamu diberikan waktu satu hari lagi untuk minta maaf
Dan ketika kamu datang padaku, aku akan kembali menyayat kamu, membiarkan kamu berteriak-teriak minta maaf, lalu kutaburkan lebih banyak garam di lukamu, kemudian kukumpulkan tikus-tikus haus darah, biar mereka memakanmu sedikit demi sedikit
Ya, aku marah. Sebegitu marahnya, sampai aku tidak berpikir lagi soal dosa karena berpikir jahat
Aku tak peduli


Ketika aku, adik dan mama hidup menderita, kamu entah sedang bersama siapa, menghabiskan semua uang dari pekerjaanmu diluar negeri itu
Begitu pulang kamu membawa barang-barang mahal dan kamu bangga dengan itu
Kamu tau? harusnya kamu malu, karena telah gagal menjadi ayah.
Harusnya kamu menyesali hidupmu karena tidak bisa menjadi sosok yang dibanggakan anak-anakmu
Harusnya kamu malu telah berbuat sedemikian buruk pada perempuan yang melahirkan anak-anakmu
Kini, ketika aku dewasa dan memilih jalan hidupku sendiri, kamu mencampuri pilihanku
Kamu tau? ikatan ayah dan anak lebih dari ikatan darah. Ini ikatan batin dan rasa hormat. Dan semua itu dibangun
Beberapa waktu lalu kamu bilang malu atas pilihanku dan kamu tau? aku sangat kecewa padamu.
Norma mana yang kamu gunakan, sehingga kamu malu atas sesuatu yang sama sekali bukan perbuatan memalukan
Kamu tau? sejujurnya aku berharap, untuk sekali ini saja kamu mendukung keputusan besarku, untuk sekali ini saja kamu menjadi ayah
Tapi tahukah kamu? dengan sikapmu kemarin, aku cuma ingin bilang, dalam kenyataan, bukan cuma ada anak durhaka, tapi ayah durhaka pun ada

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates