Enaknya jadi penyiar I

Senin, 08 Desember 2008

Saya pernah terima kiriman dari pendengar saya. Udah girang gitu kaan dapet hadiaah. Pas dibuka, eng ing eengg...sebuah t-shirt supersmall berwarna merah. Saking supernya (mario teguh kalee), baju itu hanya cocok untuk ponakan saya. Mmm okkeee, berarti si pendengar ini percaya kalo badan saya sepapan para model, padahal di udara saya sering bilang kalo saya itu gedda!. Eee besoknya sang pengirim menyambangi saya di kantor, begini percakapan perkenalan kami :

Saya : Haloo..saya popi (senyum manis malaikat)
Dia : ...... (speechles sambil agak takut-takut tapi yang jelas kecewa banget bok!)
Saya : Kenapa? tidak sesuai harapan yaa HAHAHAH (ketawa setan)
Dia : (ketawa kecut) ehehehe iya mba. Saya kira mba popi itu langsing
JEDEEEENGGG!!!
Saya : hihih, iya nih, t-shirtnya cuma masuk sampe leher saya heheheh. Tapi makasih banget yaa. Nanti lagi, sekalian doong sama celananya, ukuran 38 ya! (mimik serius)
Dia : (Muka asem) ehe..ehe..ehe

Kemudian kami pun duduk berbincang selama setengah jam. Mulai haha hihi sampe ujung-ujungnya dia bilang, "aduh maaf ya pop, kayaknya aku harus panggil mba deh". Eeee situ kira eike mba mba bakul jamu!

Itu cuma salah satu diantara sekian banyak pengalaman saya soal salah persepsi. Dan ini juga salah satu diantara sekian banyak kemenarikan bekerja sebagai penyiar. Ketika ibu ini nanya, apa sih enaknya jadi penyiar? Jawabannya : BUANYAK!!. Dan buat saya, yang paling paling enak dan menarik adalah bahwa menjadi penyiar, kita bisa bermain-main dengan persepsi atau lebih tepatnya mempermainkan persepsi hihihihi. Dalam dunia keradioan, dikenal yang namanya Theatre of Mind. Seorang penyiar harus berhasil menciptakan sebuah persepsi di benak pendengar, melalui suaranya, intonasinya dan berbagai ornamen auditif lainnya, jika dia tidak berhasil, ikutan training lagi deh ah! Karena aset utama buat penyiar adalah suara, maka tentunya suara juga menjadi kekuatan utama penyiar untuk menyampaikan maksud, membentuk opini, nyuruh beli hihhi, daan lain sebagainya. Jadi ingat satu lagi pengalaman saya

(dalam suasana malam yang hujan, diiringi lagu-lagu romantis era 90-an, ada sms masuk ke studio )


"Mba, suaranya seksi banget, kayak Sarah Azhari"

HUAHAUHAUAHA Kurang ajiaaar! ini baru namanya penghinaan. Pertama, suara sarah azhari itu sumpah gak ada seksi-seksinya, suaranya jelek! ngomong aja fals, apalagi nyanyi. Sedangkan suara saya, ya ampyuuun, gak mungkin doong ijk jadi penyiar favorit menurut survei salah satu lembaga riset kalo suara ijk gak asoooy hauhauah. Setelah sms itu, saya jadi mikir, mmm jangan-jangan suara saya sensual? atau lebih tepatnya Bitchy?!

Lalu saya ingat pengalaman 4 tahun lalu. Saya siaran duet dengan partner saya. Pada masa itu, kami adalah pasangan terheboh karena : kami berdua penyiar termuda di radio saya dan gaya siaran kami pun sangat-sangat casual (Belasan penyiar lainnya di radio saya itu siarannya RRI pisan lah), dengan diselingi ketawa ngakak dimana-mana. Eits tapi kami banyak fans loo hihihihih, tinggal dibikin klubnya aja gitu. ! Suatu hari kami buka line telepon untuk sharing...

(lampu tanda telepon masuk menyala, langsung kami masukan ke udara, itu suara di ujung telepon)

Kami : Haloo
Dia : Dasar pelacur!! kamu pelacur popi! jalang! kamu malu-maluin wanita aja! dasar pelacur!
Partner saya : sedikit pucat, kemudian langsung nutup telepon
Saya : kaget 5 detik, kemudian cengar cengir

Setelah telepon ditutup, sms yang menyatakan simpati pada saya pun bermunculan hahahaha. Padahal saya nya sih cuek-cuek aja. Aduuh jadi terharu, karena banyak yang perhatian sama saya hihihi. Setelah saya dan partner mikir-mikir, mm saya gak ngerasa pernah melacurkan diri, atau berfoto mesum ala model kalender dan model TTS 80'an, ooo mungkin karena kami tertawa-tawa. Kan masih ada aja tuuh orang-orang yang punya persepsi buruk pada perempuan yang ketawanya ngakak. Aduuuh padahal bisa ketawa ngakak itu anugrah looo. Sama seperti nikmat makan. Makanya warkop DKI bersabda "TERTAWALAH SEBELUM TERTAWA ITU DILARANG"

Melalui suara juga kemudian hadir berbagai persepsi yang memengaruhi, tidak hanya pendengar tapi penyiar itu sendiri. Pernah 1,5 tahun yang lalu, pada sebuah malam jumat yang anyep anyep sunyi, saya siaran duet dengan partner saya (laki-laki berbadan mungil yang badannya jauuuh lebih kecil dari saya hehehehe). Kami siaran program blues. Naah, saya kan suka sompral tuh. Ketika break lagu, saya tiruin deh suara kunti (ini salah satu ketrampilan saya loo). Partner saya takut dengan sukses. Kemudian kami on air, yaa biasalah ketawa ketiwi, lalu diudara, kembali saya menirukan suara kunti. Pas muter lagu, di intronya, asli ada suara perempuan ketawa, kampret!! saya langsung loncat dari kursi, dan yang kebagian apes tentunya partner saya, karena saya loncatnya ke dia hahahahaha! rupanya itu salah satu lagunya Janis Joplin. Joplin kampreeet!!

Naah kebayangkan bagaimana suara bisa memiliki kekuatan begitu besar?

Selain bisa mempermainkan persepsi, menjadi penyiar juga seperti menjadi seleb kecil. Setiap penyiar pasti punya fans, sekaligus pembenci. Suatu hari, datang seorang pendengar, yang merupakan apresiator setia setiap acara yang saya bawakan terutama soal buku. Dia dateng ngambil hadiah dan begitu ngeliat saya, dia langsung girang banget (setengah histeris) dan ngejembelin pipi saya "Ya ampuuun, mba popi itu ternyata lucu yaa! Aiih ndut giniii" HUAHUHAUAHAUHAUAHAU! sejak itu, dia jadi seneng dateng. Suatu kali juga pernah saya kedatangan pendengar acara saya, bapak-bapak berusia hampir 60 tahun tapi funky bangeet. NGobrol dengan beliau pun asik, karena ia tau banyak hal dan bisa membahasakan pengetahuannya dengan sangat enak. Karena dia selalu denger siaran saya, maka dia paksa ketiga anaknya dengerin siaran saya, sehingga mereka semua pun jadi pendengar setia siaran saya hahahaha. Masih banyak pengalaman lain yang berkaitan dengan orang-orang yang begitu menyentuh saya karena mereka orang-orang yang tulus. Maksud saya tulus ini adalah mereka tidak berharap macam-macam sebelum bertemu saya. Bagi mereka, saya adalah teman. Bagaimanapun fisik saya saat mereka melihat saya, itu tidak penting. Banyak loo pendengar yang ngarep amat penyiarnya seperti bayangan mereka. Ketika yang ada didepan mereka sama sekali berbeda, mereka langsung berespon menyebalkan kemudian gak mau denger lagi. Mereka gak tau aja, dalam dunia penyiar, berlaku sebuah prinsip, "suara yang makin bagus itu seringkali berbanding terbalik dengan tampang si penyiar" hauhauahuahauah! (eeiiits para penyiar yang baca ini jangan sewot gitu aaaah)

Menjadi penyiar juga membuka peluang untuk belajar lebih banyak mengenai manusia. Yang menarik dari dunia radio adalah kami mengakrabi persepsi yang lahir dari berbagai tipe orang. Saya sering kali dibuat takjub dengan berbagai respon atas apa yang saya katakan diudara. Pun jika ada pendengar yang datang menemui saya, kemudian saya pelajari bahasa tubuhnya. Pernah suatu kali, saya bertemu pendengar yang sangat suka pada suara dan gaya siaran saya karena menurutnya kepercayaan diri saya sangat terdengar dari air personality saya. Ketika saya bertemu dia, saya mengerti alasan kenapa dia suka dengan kepercayaan diri saya. Sepertinya saya mewakili keinginannya. Bahasa tubuh orang yang tidak percaya diri kan sangat mudah terlihat. Dia sulit sekali menatap mata lawan bicara, sering memalingkan muka sambil senyum malu-malu, atau bahkan menutup mulutnya kemudian bicara sambil tertunduk, belum lagi ketika ia terlihat sering menarik pundaknya kebelakang. Saya sangat tersentuh dan bersyukur saya diperkenalkan tuhan bidang ini, ketika ia bilang "saya ingin seperti mba popi". Merasa benar-benar berarti ketika ada orang yang terinspirasi dengan apa yang saya lakukan. Ini yang membuat saya selalu berusaha menjadikan siaran bukan hanya sebagai pekerjaan, tapi juga wujud cinta. Bicara dengan para pendengar, yang bisa saja sangat sedang butuh teman dan ketika mendengar penyiar, mereka merasa punya teman, adalah kenikmatan luar biasa. Seperti memberikan cinta yang tulus, yang membuat saya selalu ingin jujur, menjadi saya apa adanya, karena dengan begitu maka saya memberikan cinta yang tidak pura-pura.

15 komentar:

sepatumerah mengatakan...

teater pikiran pop.
blog juga gitu.... ;-)

Jenny Jusuf mengatakan...

Tentang suara seksi itu...

ga usah dipikirin ya Pop... percayalah, itu fitnah belaka

Bubble-pinkz mengatakan...

kayaknya asik yach jadi penyiar... hahahahaha...

novnov mengatakan...

gue pengen lho bokk jadi penyiar..sumpahhh..kira2 kalo gue siaran suara gue jadi obsesi abegeh nggak ya?....hahahahahaha

novnov mengatakan...

ooooh iya kelupaan...sekarang gue tau bokk......suara gue kan gak bagus..pantes ya berbanding terbalik ama tampang gue...BWAHAHAHAHAHA

Enno mengatakan...

sebelumnya... gue mau bilang, itu si bu nopee msh kepingin jd obsesi abegeh... duh nopee, eling nop, eling hahaha...

pop, gue jd inget wkt msh abg berombongan sm temen2 ke radio buat nyambangin penyiar cowok favorit yg suaranya sexy... gak taunya orgnya ancur! kita lgs kuciwa di tempat hahaha....

Fenny mengatakan...

saya juga penyiar di radio kampus, walaupun pendengarnya minimal karena masih di am, tapi lumayan d, pengen juga punya fans...tapi karena siaran siang yang bukan prime time, jadilah nama saya mungkin cuma diingat angin lalu aja...hahahaha....

tapi seru banget jadi penyiar, dulu pas zaman sekolah saya gugup banget klo disuruh maju depan kelas, sekarang saya paling ahli soal presentasi, hihihihi....

sinting-maut mengatakan...

huwaaa... eik bener2 baru tau kalo yey penyiar pop... sebuah profesi yang dulu pengen banget gw geluti... ampe sempet2nya ikutan audisi penyiar, tapi gagal... suara eik kurang sexeeeh katany :p, hihihi...

siaran dimana bu? mo dengerin nih :D

Apisindica mengatakan...

Ibu yang satu ini jangan suara, tulisannya di blog aja menipu postur tubuhnya.

waktu awal-awal gue baca, gue mikirnya dia itu cewek kecil mungil. Ternyata downk.....WOW!

Suaranya juga menipu. waktu di bandung gue denger dia siaran, kata orang sundamah halimpu. Tidak mencerminkan bobot tubuhnya yang berlebih.

But, i still loph u sis. Always!

try mengatakan...

duh pingin denger suara popi nih, seksi gak ya heheh..
kalo suara lagi menyiar ok, nyanyi pasti bagus juga dong? *wink2*

plainami mengatakan...

cieh sarah azhari, nyanyi doong
"peluk aku, cium aku.."


*hwek

Poppus mengatakan...

@ sepatumerah : hooh ke, sama. BEda alat aja. Kalo radio mah suara, kalo blog, alatnya kata-kata

@ JJ : Ah j, gak gw pikirin kok, karena gw udah tau hauhauahuaha. Emang gw terlahir seksi sih j

@ Bubblepinkz : emang asik, dan yaa, sekali seseorang pernah jadi penyiar, dia gak akan pernah lupa keasikannya. Penyiar itu profesi yang bikin kangen


@ Novnov ; Nyet ah, lu ambisi amat sih jadi obsesinya abegeh. Dasar tante! hauhauahuah. Darling, soal prinsip kebalikan itu, selalu ada pengecualian say hauhauahua


@ Enno : Nah tuh kan, lu dan temen-temen lu itu masuk kedalam golongan pendengar yang gw bilang di tulisan gw, pendengar ngareep! hahaha, tapi wajar sih, yang kayak gitu banyak hihihih


@ fny_w : Tuh kan tuh kan, seru kan, pasti gak akan lupa deh rasanya jadi penyiar. Dan yap betul, menjadi penyiar itu bukan cuma melatih kemampuan ngomong tapi juga ngelatih pd and another self improvement thing


@ Sinting-maut : I am darling. Huahauahah, siaran sendiri aja didepan kaca atau di kamar mandi. Gw siaran di bandung say, dulu sih bisa denger lewat streaming, sekarang udah gak bisa lagi


@ Ceritayuda : huahauahuah, emang postur tubuh keliatan lewat tulisan ya say hahaha. Perasaan tulisan gw rada garang, dan biasanya yang diasosiakan garang itu yang badannya gede hauhauah. Asoy kan boo denger suara gw hauhuhauah


Lop you too darl!


@ Try : Oh nyanyi pun ok. Rossa, KD, Titi DJ itu pada belajar dari aku looo HUAHUAHUAHAUHAUAHA *dusta


@ plainami : adoooh yang apal lagunyaa. Kenapa gak nyenyong itu ajjaa waktu kite karokeee. Malu yaa? gak papa kok ming lu ngefans sama sarah juga, aku menerimamu apa adanya

raffy mengatakan...

Yoaa....

Beneran Mbak Yu..

Jadi penyiar itu ibarat kita bersandiwara dan memainkan imajinasi pendengar. Gue juga pernah kedatangan pendengar dan nyangka kalau gue itu tinggi, tegap pokoknya seperti Surya Saputra. Bayangannya gitu. Gue cuma meringis...

plainami mengatakan...

bener ya! nanti gw tagih lo nyanyi itu sama Amy Search sekalian!

sefa mengatakan...

waaaaa... mau dong mendengar suarnyaaaa

Posting Komentar

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates