Kepada The Mirath

Kamis, 16 Oktober 2008

Siang tadi saya menghadiri peluncuran buku dan cd Dewi "dee" Lestari, "recto verso". Saya ingat sebuah kalimat dee, yang kurang lebih artinya, ia lebih suka menggambarkan sesuatu dengan bahasa yang bercerita dan tidak klise. Contohnya, ketika dee menunjuk pada seseorang yang terkena flu, ia katakan, orang itu berkali-kali mengambil selembar saputangan dari sakunya dan bla..blaa. Seketika saya berpikir, o iya ya, kok gak kepikiran sih sama saya? oh, alasannya cuma satu, saya belum se"kaya" dee. Kalimat dee sangat membekas di ingatan saya, mengingat menggambarkan sesuatu dengan bahasa yang begitu bertutur dan imajinatif, dengan pilihan kata yang tidak klise adalah kelemahan saya. Masih harus banyak belajar si saya ini. Tapi kemudian saya ingat salah satu blog seorang kawan yang saya pernah satu kali saya temui, dan sisanya, saya kenal ia di dunia maya, dan membaca tulisan-tulisannya. Saya suka. Saya menemui keberbedaan dalam tulisannya. Sebuah sinisme yang segar. Sebuah pusaran multidimensi yang kadangkala pahit, kadangkala manis, kadangkala corny, kadangkala galak, juga kadangkala amat santun. Suatu kali ia pernah bertanya, "lu suka gw nulis kayak gimana?". Keluar sebuah jawaban dari saya yang saya pun sudah lupa. Sebetulnya tidak perlu ia bertanya itu karena saya yakin ia telah menentukan pilihan. Ia yang dengan cerdas bisa menggambarkan ketakutan akan gelap dengan bahasa yang sastrawi, tidak perlu ingin tau ingin bagaimana orang pada tulisannya. Dan siang tadi, dalam hati saya berseru, woi son! iraha maneh nyieun buku?!*


kepada the mirath, saya sangat berharap kebesaran kepalamu itu tidak serius. Yaa yaa, saya tau semua orang butuh apresiasi baik, dan itu akan otomatis kamu dapatkan ketika menghasilkan karya yang bagus. Tak usahlah kau macam Indra Bekti yang gandrung sekali dielu-elukan. Cukuplah kau menulis saja, dan orang akan memujimu. Cukuplah kau buat orang sayang pada "bayi" yang lahir dari jiwamu, dan kau akan tersenyum dengan bahagia kala menemukan tulisan-tulisan seperti yang saya tulis ini, dengan pujian yang tulus karena kami percaya. Percaya pada pikiranmu


*iraha maneh nyieun buku?! = kapan kamu membuat buku?!

12 komentar:

Apisindica mengatakan...

Enya nya iraha atuh urang oge rek nyieun buku. Cita-citamah ti baheula tapi teu kacumponan wae. Hehehehe. Mungkin dengan banyak menulis postingan di blog, kita banyak belajar menjadi kreatif dalam bertutur lewat deretan kata. Setidaknya "memaksa" jiwa pujangga untuk merasuki tubuh kita dan menenggelamkannya dalam kreativitas menulis.

sonn mengatakan...

gw ga besar kepala kok...

tapi idung kembang kempis, yes.

Rintjez mengatakan...

Tante Popi...

Kamu berbakat :) Tinggal diasah lagi...

Practice makes perfect :)

sonn mengatakan...

oh, dan bikin buku?

sedang dalam proses.


tapi masih panjaaaaaaaaaaaaang dan lammmmmmmmmmmmaaaaaaaaaa, hohoho...

Babisuper mengatakan...

yaoloo..aku terharu.
Akhirnya ada yg tulus mengagumi Sonny tapi bukan homo.


Ah, kepala besar. Hidung kembang kempis, dan perut maju 10 inchi.

Maju terus kawan.

Poppus mengatakan...

@ cerita yuda : Ih aku juga pengen ih nulis buku hehehe. Sekarang sedang menabung amunisi heheh. Mari kita saling mendoakan!

@ Sonn : dan perut pun kembang kempis

@ Rintjez : Ah thank you for your support dear. I will i will

@ Sonn : Didoakeun ku tante


@ Babisuper : hihihih, kamu mengagumi soni berarti kamu adalah.. hi hihih

Merdeka!!

simpleBlog mengatakan...

akhirnya...

ada juga yang "berani" bilang ini ke dia (mirath)..

masih inget ga lo sonn.. waktu lo sodorin semacem skrip ke gw dirumah ido yang gw baca gantian sama dia..

gw masih curious endingny kaya gimana.. hahaha..


udah ah.. ga mau muji lagi..


=P

menjadimanusia mengatakan...

mbak pop... kalau kata Teman gw... semua orang punya bakatnya sendiri-sendiri. Ada yang punya banyak, ada yang punya sedang, dan ada yang punya sedikit... Kalau menurut pelit saya... mungkin kita harus mengembangkan apa yang banyak, atau sedang, atau sedikit yang kita punya... dan hasilnya? Kumaha ngke wae... (bener gak sih tulisannya hihihihi... dah lama gak tinggal di tatar Sunda)

Poppus mengatakan...

@ simpleblog : Ya dong beranii. Aku kan Heman. Ha? hahahahhaa


@ daysandminds : benuuul. semua orang punya bakat. Aku juga punya, bakat ku butuh hahaha! iya bener yang kumaha ngke itu gitu tulisannya. Kapan atuh ke bandung? kita ketemuan sama yuda hehehe

fatamorgana mengatakan...

wah, ketemu sama blog penulis cerpen juga nih. Salam kenal ya....

Babisuper mengatakan...

Brokolisehat :

Oy oy Popi, aku tak mengagumi Sontol oy oy..

Berarti aku ngga... >:(

Poppus mengatakan...

@ fatamorgana : Haloo


@ babisuper : oy oy kamuuu, dilarang ngomong jorok di blog aku ih

Posting Komentar

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates