Why did i get married

Minggu, 08 Juni 2008

w


"I made her drive, we took the plane. I should've made her walk, y'all know she fat as hell" (Mike)


Hmm i'm sure i will smack him on the face whenever he said that to me, iiif he's my husband.

Why did i get married pertama kali saya tahu dari Oprah Show. Ada Tyler Perry dan Janet Jackson disitu, berbincang dengan Oprah tentang pernikahan-pernikahan yang ada dalam film terbaru yang mereka bintangi, Why did i get married. Film ini mengetengahkan kondisi perkawinan empat pasangan yaitu Angela-Marcus, Patricia-Poppy, Terry-Diana, dan Mike-Sheila. Yap! there goes four women, four men, and a biiig problem, oh i forgot..plus one women who became a problem in future. Tidak ada satupun pasangan di film ini yang kehidupan pernikahannya indah bak dalam dunia mimpi. Proses menyelamatkan pernikahan keempat pasangan berawal dari sebuah retreat yang digagas oleh Patricia (Janet Jackson), seorang istri yang baik, penulis buku best seller, dan psikolog yang sukses. Patricia mengundang tiga sahabatnya yang masing-masing membawa pasangannya. Berbagai potret perkawinan diperlihatkan oleh Tyler Perry yang selain sebagai salah satu aktor dalam film ini, juga sebagai penulis skenario dan sutradara.

Potret pertama tentang hubungan Mike dan Sheila yang dipenuhi kekerasan verbal. Sheila yang bertumbuh gemuk, diminta turun oleh pramugara pesawat karena ia diharuskan membeli dua kursi, sedangkan kursi yang tersedia hanya satu. Alih-alih membantu istrinya, mike malah mengolok-olok ukuran tubuh sheila dan malah memberinya sejumlah uang untuk menyewa mobil saja. Akhirnya Sheila pun terpaksa turun dari pesawat, meninggalkan mike dan Trina (teman Sheila). Ah saya mencoba merasakan apa yang sheila rasakan ketika ia harus mengemudi selama dua hari, ditengah musim dingin, sendirian, dan hanya tekad kuat untuk menyelamatkan perkawinannyalah yang membuatnya merasa harus sampai di tempat tujuan.

Potret kedua tentang hubungan Angela-Marcus, yang tidak seperti Mike-Sheila dimana Sheila adalah korban kekerasan Mike, dalam hubungan pasangan kedua ini, justru Marcus lah korbannya. Angela adalah perempuan pemilik salon yang sukses dan marcus adalah salah satu kapstok di salonnya. Selama perjalanan menuju tempat retreat, Angela yang gemar minum alkohol terus saja marah-marah pada Marcus, menyalahkan ia atas segala yang terjadi pada perkawinan mereka. Angela seperti petasan banting yang jika satu saja menyala, maka yang lainnya akan ikut meledak dengan sempurna.

Potret ketiga tentang kehidupan perkawinan Terry (Tyler Perry)-Diana yang terlihat sebagai pasangan sempurna. Terry adalah seorang dokter muda, tampan, mapan dan merupakan ayah yang baik. Sedangkan Diana adalah seorang workaholic, eksekutif muda dalam sebuah perusahaan besar, dan memiliki segalanya, kecuali pernikahan yang harmonis. Kesibukan Diana yang luar biasa membuat ia hampir tidak memiliki waktu bersama keluarganya, sehingga pernikahannya dalam bahaya.

Potret Keempat tentu saja tentang sang tokoh utama film ini yaitu Patricia dan suaminya Poppy, yang masih menyimpan duka atas kematian anak mereka akibat kecelakaan. Satu-satunya masalah dalam pernikahan mereka adalah bahwa poppy, dibalik sikap suportifnya pada patricia, ternyata masih menyalahkan patricia atas kematian anak mereka. Sementara patricia, masih menyalahkan dirinya atas kematian sang anak.

Semua konflik pasangan dalam film ini kemudian dipertemukan dalam sebuah retreat yang dianggap dapat menjadi jalan dalam memperbaiki kembali pernikahan mereka. Janet Jackson yang lebih terkenal sebagai seorang penyanyi ternyata dapat memperlihatkan akting yang sangat pas dipadukan oleh kemampuan Tyler Perry yang ternyata cukup mumpuni untuk memerankan karakter serius setelah sebelumnya ia begitu erat dengan Imej Madea yang mengocok perut. Walaupun porsi semua karakter dalam film ini terlihat setara, namun semua aktor dan aktrisnya berhasil memberikan kekuatan penuh pada karakternya, sehingga saya puluhan kali mengutuki mike yang bajingan, angela yang seperti petasan banting, trina yang senang sekali menjadi pusat perhatian para laki-laki disekelilingnya, marcus dan sheila yang entah kenapa terus bertahan didalam pernikahan yang hampir membuat gila. Karena film ini menghadirkan semua aktor dan aktris kulit hitam, maka kita akan melihat bahasa-bahasa serta gaya bicara khas orang kulit hitam, yang berhasil membuat setiap kata nya menjadi efektif, menyentil, dan tegas.

Namun sayang sekali, kekayaan konflik pasangan menikah dalam film ini ternyata tidak berujung pada peak yang mengesankan. Semuanya lewat begitu saja, apalagi ketika ending film ini seperti yang ada dalam benak saya. Yap! happy ending yang biasa saja. Tapi saya suka sekali dengan bagian dimana Sheila bertemu Trina di kamar mandi dan "menghajarnya" dengan kata-kata halus tapi ampuuuhhh jendral! Juga ketika Sheila bertemu Mike yang merayunya untuk kembali dan pada akhirnya Mike tidak mendapatkan apa-apa selain penyesalan telah memperlakukan sheila dengan tidak baik, karena sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan seorang istri yang bisa melengkapinya sepanjang hidup. Sementara Sheila, mendapatkan apa yang ia cari selama ini, Ketenangan hidup. Bagaimana dengan pasangan lainnnya? ada deeeh eheheheh


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates