Ibu Penjual Yoghurt Y

Rabu, 25 Juni 2008


Saya sudah lupa, kapan terakhir saya benar-benar merasa terharu. Dan siang tadi, saya diingatkan kembali pada perasaan itu. Uang 5500 ternyata bisa sangat berarti bagi seseorang. Waktu rabu minggu lalu, lewatlah seorang ibu penjual yoghurt "Y" didepan kantor saya, dan kebetulan saya sedang duduk-duduk didepan kantor. Saat itu tengah hari yang amat sangat terik, dan terlihat jelas raut kelelahan pada wajah ibu itu. Karena saya memang sedang ingin minum Yoghurt Y itu, maka saya panggil ibu tersebut, dan saya memberikan segelas air padanya. Tidak saya duga, ibu itu memberi respon yang benar-benar menyentuh saya. Respon paling tulus yang pernah saya lihat. Padahal belum pula saya membeli jualannya. Ibu itu mengucapkan syukur didepan saya dan teman-teman. Kemudian tadi siang, ibu itu datang kembali dan menawari saya youghurt Y. Seperti juga minggu lalu, saya memberikan segelas air pada ibu itu. Tentulah ia haus dan lelah berjalan jauh di tengah hari. Ia mengucapkan terimakasih berulang kali. Padahal bagi saya, segelas air tentunya menjadi sangat biasa karena ada bergalon-galon air di kantor saya. Kemudian saya pun membeli jualannya. Kali ini ia mengucapkan lebih banyak kata syukur dan terimakasih. Ia pun mendoakan saya. Bahkan beberapa doa. Mata saya berkaca-kaca karena saya merasakan ketulusan itu. Mata sang ibu menyentuh saya. Caranya bicara dan bergerak benar-benar membuat saya terharu. Kami pun terlibat obrolan singkat, tentang ia. Hanya tentang ia, karena tentang saya menjadi sangat sangat tidak penting jika yang ingin saya tahu hanya tentang ia.

Bu, tahukah ibu ? sesungguhnya uang itu tidak membantu ibu melainkan membantu saya. Uang itu, melalui ibu, telah membantu saya mendapatkan perasaan yang amat sangat tidak dapat dijelaskan, karena pastilah akan jadi sangat dangkal jika saya deskripsikan dengan kata. Pun jika saya deskripsikan dengan gambar. Rupanya hal-hal yang menyangkut ranah spiritualitas memang hanya bisa dirasakan. Saya merasa diperkaya oleh ibu. Maka itu saya sangat bersyukur masih diberikan kesempatan merasakan perasaan itu, yang membuat saya belum berhenti menangis haru bahkan ketika saya menekan tombol titik. Semoga "kekayaan" ini membuat saya jadi lebih baik.

9 komentar:

simpleBlog mengatakan...

nice story..

terharu juga.. mereka randoming life,, blom tntu mereka bisa abis ngjual itu tas2 isi Y itu dalam smgu..

ironis tentang kerasnya jkt..

sonn mengatakan...

tapi sayang, kejadiannya bukan di jakarta, hehehe..

eniweeei, popi kenalin ini adit. adit, ini popi.


hufff.. repot punya temen yang saling tidak mengenal di internet :D

Poppus mengatakan...

Soni : emang kenapa kalo di jakarta son? eh eh gw asli merinding pas kemaren lewat di bantaran kali ciliwung. Pemukiman disiti jauuuuuuuh lebih kumuh dari yang pernah gw liat di bandung. Gak kebayang hidup dalam kondisi mereka

Adit : Hai adiit. Kalo ibu yang dateng ke kantorku itu emang kerjaan tetapnya menjual yoghurt Y. Tapi memang banyak orang-orang yang hidupnya tidak pernah menetap pada pekerjaannya atau tempat tinggalnya. Kayak sekarang nih di Bandung, aku ngeliat kok manusia gerobak makin banyak. Dan tau gak yang lebih mengkhawatirkan lagi, mereka punya anak banyak, dan semuanya dibawa diatas gerobak. Fuhh

Yans mengatakan...

Kok tidak dibuat dalam bhs Inggris, sayank. Katanya mo nulis pake Bhs inggris.

Poppus mengatakan...

Yans : Ehehehe, lagi males buka kamus hahaha. Nanti aja kalo review film, baru aku buat dalam bahasa inggris

simpleBlog mengatakan...

huhay popi...

gw adit,, tmen dari sonn masih pendek dlu sampe dy skrg (baca, om2 dengan perut+kepala yg, rrrr.. krg proporsional..)


nice blog there gal..

Poppus mengatakan...

Adit : Hai adit. "sonn masih pendek dlu sampe dy skrg (baca, om2 dengan perut+kepala yg, rrrr.. krg proporsional..)" Hahahhahaha. Deskripsi lu persisss dengan apa yang gw denger nyahahaha

natazya mengatakan...

bu masalahnya adalah gw pernah sama terharunya sama loe dengan sosok yang mirip mirip ibu penjual Yakult *sutralah hehe* ini.. tapi yang jadi ganggu adalah ketika dia jadi ketergantungan ama kita dan rutin dateng.. kadang sih tapapa... tapi kalo trus trusan rasa terharunya ilang berganti jadi terganggu

damn dan gw merasa berdosa setelah menulis inih... heuhhhh

Poppus mengatakan...

Natazya : mm sepertinya ibu ini tidak begitu say. Lagipula, kalo memang nanti dia rutin datang, ya biarlah, toh aku memang butuh dagangannya. Yaa anggap saja memang ada proses jual-beli-bukan-bermaksud-beramal kan?

Posting Komentar

Copyright © 2010 ParadoxParade | Free Blogger Templates by Splashy Templates | Layout by Atomic Website Templates